Human Interest Story

Menengok Perajin Gula Merah Jelang Galungan, Bahan Baku Seret Saat Orderan Ramai

Menengok Perajin Gula Merah Jelang Galungan, Bahan Baku Seret Saat Orderan Ramai Menengok Perajin Gula Merah Jelang Galungan, Bahan Baku Seret Saat Or

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN BALI/EKA MITA SUPUTRA
Wayan Sugiarta (50), memikul 5 jerigen nira kelapa ketika ditemui di Desa Besan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Senin (23/5). Nira itu merupakan bahan baku gula merah. 

TRIBUN-BALI.COM - Perajin gula merah di Desa Besan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung mulai ramai orderan jelang Hari Raya Galungan. Namun perajin justru mengalami masalah bahan baku, karena seretnya produksi nira kelapa.

I Wayan Sugiarta (50), tampak memikul 5 jerigen nira kelapa ketika ditemui di Desa Besan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Senin 23 Mei 2022. 

Nira itu merupakan bahan baku utama pembuatan gula merah, yang selama ini menjadi tumpuan hidup dari Sugiarta dan keluarganya.

Hanya saja dalam beberapa bulan ini, hasil sadapan nira sangat minim.

Padahal jelang Hari Raya Galungan, pesanan gula merah sedang ramai.

" Sekarang order gula merah memang ramai karena jelang Galungan, tapi tuak (nira) sekarang sangat sedikit. Mungkin memang musimnya sekarang nira ini seret," ujar Sugiarta.

Sugiarta dan istrinya, Ni Nyoman Bhakti Sariasih (50) sudah belasan tahun menjadi pembuat gula merah.

Selama membuat gula merah, mereka berbagi tugas.

Sugiarta setiap harinya bertugas untuk menyadap nira, dan setiap harinya ia bisa memanjat 15 pohon kelapa.

Sementara istrinya bertugas untuk memproses nira, hingga menjadi gula merah.

Baca juga: Pria di Denpasar Ditemukan Tewas di Tempat Tidur, Temanya: Kemarin Malam Makan Bersama dan Bercanda

Baca juga: Forum GPDRR 2022, Inilah Misi Pemerintah pada Pertemuan Internasional yang Digelar di Nusa Dua Bali

Baca juga: Dalam Rangka Rangkaian HUT ke-65, Kodam IX/Udayana Gelar Pitra Puja I Gusti Ngurah Rai

" Sekarang saya paling banyak dapat sekitar 7 jerigen kecil (28 liter) nira, dari menyadap 15 pohon kelapa. Itu karena memang sekarang lg musim kemarau, jadi nira seret," ungkapnya.

Dari sekitar 28 liter nira itu, setidaknya Sigiarta dan istrinya mampu menghasilkan 4 kilogram gula merah. Terbatasnya bahan baku, membuat mereka tidak bisa meraup keuntungan lebih. Padahal saat ini order gula merah dan harganya sedang meningkat karena menjelang galungan.

" Padahal harga gula merah sekarang sudah baik, dari biasanya Rp17 ribu perkilo, sekarang sudah Rp25 ribu perkilogram karena jelang Galungan," ungkap Ni Nyoman Bakti Sariasih.

Peningkatan order dan harga gula merah ini sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Ia pun berharap para perajin dapat penghasilan lebih jelang Hari Raya Galungan ini.

" Nira itu kan dari keluar secara alami, anugrah tuhan. semoga saja dibelikan rezeki dengan nira yang melimpah," harap Sariasih. (Eka Mita Suputra)

BERITA LAINNYA

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved