Berita nasional
SEDIH, Banyak Anak Buang Orang Tua (Lansia) Karena Faktor Ekonomi
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, menyebut persoalan ekonomi menjadi salah satu pemicu kejadian masyarakat lanjut usia (lansia) ditelantarkan
Saya kirim (pulang) tetapi dia tidak mau," katanya.
Baca juga: PERAWAT LANSIA, Kebutuhan Caregiver ke Jepang Tinggi, Semeton Bali Berminat?
Pada kesempatan lain, Risma bertemu lansia yang datang menghampirinya dengan kondisi penyakit asma.
Kepada Risma, lansia tersebut meminta untuk disuntik mati, karena merasa tidak ada keluarga yang bersedia merawatnya di rumah.
"Saya ambil oksigen dan dia cerita, minta disuntik mati karena tidak ada yang rawat.
Dia hidup sendiri," katanya.

Risma pun meminta bidan pendamping, untuk merawat lansia tersebut dan melakukan pengecekan rutin kesehatan setiap hari.
Risma mengatakan, momentum HLUN 2022 menjadi ajang pengingat kepada masyarakat untuk konsisten mendampingi lansia.
"Saat kita bayi, kita tidak bisa apa-apa, mereka rawat kita dengan suka cita, tanpa beban, meski ekonomi sulit," ujarnya.
Ia mengatakan, perilaku menelantarkan orang tua dilarang secara agama maupun undang-undang di Indonesia.

"Kita harus gugah, suatu saat kita akan alami hal sama menjadi tua, tidak kuat dan tidak berdaya.
Siapapun dia, yang gagah perkasa, mereka akan rasakan itu kalau diberikan umur panjang," katanya.
Mensos menyebutkan, konsep penanggulangan masalah sosial lansia tunggal (sebatang kara) di Indonesia membutuhkan alokasi pembiayaan yang tidak murah.
"Kami akan tangani intensif, karena tidak mudah dan murah, karena tidak ada perawatnya.
Akan kami tangani secara detail," kata Risma
Baca juga: 100 Orang Lansia Meriahkan Peringatan Hari Lansia, Ada Lomba Video Joged hingga Megenjekan
Lansia tunggal merupakan kondisi di mana masyarakat, dengan rentang usia 65 tahun ke atas yang telantar, sebab ditinggal keluarga dan hidup sebatang kara.