Berita Bali

PILU! Kisah Gus Adit, Penyandang Netra Berjuang Mandiri di Tengah Pandemi

Nama lengkapnya Ida Bagus Aditya Putra Pidada, seorang pemuda Bali penyandang difabel netra yang kreatif dan mandiri. Pemuda kelahiran 23 Juni 1996 i

Istimewa
Indonesia Communications (ID COMM) selaku tim komunikasi mewakili Program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP). 


Banyak usaha tutup, baik sementara maupun permanen.

 


Keadaan itu juga berdampak signifikan bagi para difabel netra, yang sebagian besar membuka jasa pijat, tak terkecuali Gus Adit. 

 


Mereka menjerit karena jumlah pelanggan menurun drastis bahkan tak ada sama sekali. 

 

Baca juga: Berbagi saat Pandemi, Pembaca Harian Kompas Berdonasi untuk Persatuan Tuna Netra di Lampung


Salah satu ruangan di rumah Gus Adit, yang dijadikan tempat pijat dan kerap didatangi pelanggan.

Baik dari Bali maupun luar Bali, kosong sepanjang pandemi. 


Gus Adit termasuk yang beruntung.

Ia masih bisa bertahan hidup dimasa sulit itu, dengan pendapatannya sebagai penyiar radio.

Baca juga: 10 Orang Tuna Netra di Bali Ikuti Pelatihan Foot Massage, Pijat Khusus di Areal Kaki


“Kami hanya bisa menunggu keadaan membaik dengan sendirinya.

Sambil terus menyerap informasi dari berbagai sumber, dan memerhatikan perkembangan situasi umum di masa yang penuh ketidakpastian tersebut,” kenangnya, pada Selasa 31 Mei 2022.

 


Gus Adit dan rekan-rekan sesama terapis pijat, menjadi sadar betapa besar resiko yang diderita oleh sektor pariwisata.

Jika tiba-tiba muncul suatu pandemi penyakit, ancaman bahaya keamanan, atau bencana alam.

Indonesia Communications (ID COMM) selaku tim
Indonesia Communications (ID COMM) selaku tim komunikasi mewakili Program Kemitraan Australia-Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP).
Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved