Putra Ridwan Kamil Hilang

Ridwan Kamil Dapat Pelukan dari Warga Lokal, Walikota Bern Akan Optimalkan Dukungan Pencarian Eril

Seorang warga lokal memberikan pelukan dan simpati terhadap Ridwan Kamil dalam pencarian putra sulungnya Eril

Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Dok. Kemenlu
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mendapat pelukan dari warga Kota Bern, Heinrich di sela pencarian Eril di Sungai Aare, Bern, Swiss, Senin 30 Mei 2022 

Seperti diketahui, KBRI Bern mendapatkan kabar hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, pada hari Kamis (26/5/2022) pukul 11.24 waktu Swiss.

Upaya pencarian Eril dilakukan tim SAR melibatkan unsur polisi, polisi maritim, dan pemadam kebakaran sebagai pilot drone, serta didukung Pemerintah Kota Bern. 

Upaya pencarian intensif telah berlangsung dan terus dilanjutkan.

Kesaksian Warga Soal Sungai Bern

Menurut kesakisan warga yang dilansir Tribun-Bali.com dari Kompas.tv pada Selasa 31 Mei 2022 dalam artikel berjudul Meninjau Sungai Aare Tempat Putra Ridwan Kamil Hanyut: Suhu Air Membuatnya Berbahaya, Rawan Keram, Martin Heiniger, warga lokal yang telah bermukim di Bern selama 30 tahun, menyebut bahwa sungai itu lebih berbahaya bagi perenang yang tak terbiasa dengan air dingin.

Ia menyarankan, jika ingin berenang, harus didampingi oleh perenang yang lebih berpengalaman. Selain itu, jangan makan terlalu banyak sebelum berenang.

Menurut Heiniger, wisatawan di Aare biasanya berenang atau menghanyutkan diri ketika suhu air melebihi 20 derajat Celcius. Namun, kata dia, memang ada sejumlah wisatawan yang pilih menceburkan diri saat air sedingin belasan derajat Celcius.

Baca juga: UPDATE Pencarian Eril: Wali Kota Bern Bertemu Ridwan Kamil Bersama Penolong Pertama Saat Kejadian

Heiniger menegaskan pentingnya membiasakan diri lebih dulu dengan air dingin sebelum terjun ke Sungai Aare. Jika tidak, akibatnya bisa fatal.

“Sangat penting untuk membiasakan diri lebih dulu dengan temperaturnya. Jika itu (temperaturnya) lebih dingin dari yang biasa Anda rasakan, mungkin itu lebih berbahaya karena otot-ototmu bisa kram,” kata Heiniger.

“Saya biasanya akan selalu menceburkan diri lebih dulu, bukan untuk berenang, tetapi sekadar untuk membiasakan diri dengan temperaturnya. Lalu saya akan mentas, menceburkan diri kembali dan coba merasakan apakah akan baik-baik saja atau tidak (untuk berenang),” lanjutnya.

Heiniger menambahkan, ketinggian air dan jalur renang sebaiknya dicek lebih dulu. Di Aare, terkadang volume arus air lebih besar dari biasanya sehingga menyebabkan banjir lebih lama.

Jalur renang juga perlu dicek dan direncanakan. Menurutnya, kondisi tiap kelokan sungai berbeda dan dapat memuat batu atau benda lain yang bisa membahayakan.

Pencarian Emmeril Kahn menggunakan metode Boat Search
Pencarian Emmeril Kahn menggunakan metode Boat Search (Dok. KBRI Bern)

Lebih lanjut, Heiniger menyarankan calon perenang untuk membawa sesuatu yang bisa mengapung untuk mengantisipasi insiden tak terduga.

Sebelumnya, adik Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzaman menyatakan bahwa Eril hanyut sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Saat itu, Eril disebut dihanyutkan arus deras sungai saat hendak naik ke permukaan.

Sungai Aare sendiri memiliki titik-titik yang dibuat untuk menepi perenang. Titik-titik itu diniatkan untuk menepi wisatawan yang menghanyutkan diri agar tidak keterusan terbawa arus sungai.

Insiden hanyutnya wisatawan di Sungai Aare bukanlah hal yang langka. Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman D Hadad menyebut, berdasarkan data kepolisian Swiss, setiap tahunnya ada 15-20 wisatawan yang tenggelam dan terbawa arus sungai Aare.

(*)

 

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved