Berita Denpasar
Prosesi Memohon Angin dalam Lomba Layang-Layang di Carik Nyalin Pedungan, Empat Orang Kerauhan
Sebelum lomba layang-layang yang diikuti oleh Rare Angon atau sebutan untuk pelaku layang-layang, digelar prosesi nunas angin atau memohon angin.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Saat layangan duwe tersebut diturunkan, barulah lomba layang-layang ini dimulai.
Lomba ini merupakan yang pertama dan digelar ST Dwi Tunggal ini dan digelar selama dua hari yakni Sabtu - Minggu, 4 - 5 Juni 2022.
Pelaksanaan lomba digelar di Carik Nyalin yang masuk wilayah Subak Kerdung, Desa Adat Pedungan.
Ketua Panitia Dwi Tunggal Melesat Kite Festival, Kadek Aiswha Narendra mengatakan lomba layang-layang ini diikuti oleh 455 peserta.
"Tapi kami masih buka pendaftaran dengan target minimal 500 atau kalau bisa 1.000 peserta," kata Narendra saat diwawancarai Sabtu, 4 Juni 2022.
Ada beberapa kategori dalam lomba ini mulai dari layangan plastik, kategori remaja, dewasa, dan celepuk.
Sementara jenis layang-layang yang dilombakan yakni bebean, pecukan, janggan buntut, janggan, dan celepuk.
Untuk peserta lomba ini berasal dari seluruh Bali.
"Pendaftaran lomba ini sudah kami buka sejak 2 Mei 2022 lalu," katanya.
Biaya pendaftarannya berkisar antara Rp60 ribu hingga Rp100 ribu.
Ia mengatakan, terdapat delapan orang juri dalam perlombaan ini.
Pemenang akan mendapat piala, piagam, dan uang pembinaan.
Selain itu ada juga penghargaan untuk pengirim layangan terbanyak, dimana satu sekaa bisa mengirim 20 layangan.
"Untuk pengirim terbanyak mendapat piala, piagam dan dua ekor ayam," katanya.
Ia mengatakan kegiatan bertujuan untuk melestarikan budaya khususnya layangan Bali. (*)