Berita Buleleng

Buntut Keracunan Nasi Bungkus, 16 Siswa dan Seorang Staf SMPN Satap 2 Kubutambahan Dirawat Inap

Komang Tri Rahayu (14) tampak terbaring lemas di ruang Sakura RSUD Buleleng, Minggu 5 Juni 2022.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Dokter memeriksa kondisi kesehatan Komang Tri Rahayu, Minggu 5 Juni 2022. Rahayu menjadi satu dari 16 siswa yang harus dirawat inap akibat keracunan nasi bungkus 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Komang Tri Rahayu (14) tampak terbaring lemas di ruang Sakura RSUD Buleleng, Minggu 5 Juni 2022.

Tangannya di infus, untuk menambah cairan yang sempat habis akibat keracunan nasi bungkus.

Wanita asal Banjar Dinas/Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini menjadi satu dari 16 siswa SMPN Satu Atap (Satap) 2 Kubutambahan yang harus dirawat inap. 

Ibunda Rahayu, Kadek Restini mengatakan, anaknya sempat memakan nasi bungkus yang diberikan oleh sekolah, serangkaian kelulusan dan kenaikan kelas, pada Sabtu 4 Juni 2022 siang.

Baca juga: Santap Nasi di Acara Kelulusan SMPN Satap 2 Kubutambahan Buleleng, 111 Siswa Keracunan Makanan

Nasi tersebut berisi lauk pauk berupa daging babi yang dibumbu kecap, mi, sayur buncis, telur dan sambal.

Nasi itu disantap oleh siswa yang duduk di bangku kelas VIII ini bersama teman-temannya di sekolah. 

Sesampainya di rumah, Rahayu tiba-tiba merasakan mual hingga muntah-muntah dan diare.

Saat buah hatinya itu sakit, Restini sedang bekerja di kebun.

Ponselnya diletakkan di pondok. Sehingga ia tidak mengetahui jika Rahayu sedang kesakitan di rumah. 

"Akhirnya saya dicari oleh anak pertama saya, katanya Rahayu sedang muntah-muntah. Saya langsung pulang dan membelikan dia susu."

"Sampai di rumah anak saya sudah menangis, badannya lemas. Saya langsung membawanya ke puskesmas, sampai akhirnya dirujuk ke RSUD," ucapnya. 

Baca juga: GADAI Tanpa Izin, ZAINAL Dimaafkan Lalu Sujud Syukur Minta Maaf di Buleleng

Restini menyebut, anak keduanya bernama Kadek Riski Selamat juga sempat menyantap nasi bungkus itu. Kadek Riski merupakan siswa SMPN Satap 2 Kubutambahan.

Namun Riski tidak mengalami gejala yang cukup serius. Ia hanya mengeluh mual sedikit, sehingga tidak dilarikan ke rumah sakit. 

Sementara Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha mengatakan sejak Sabtu malam, total ada 101 siswa SMPN Satap 2 Kubutambahan yang diterima di IGD RSUD Buleleng.

60 di antaranya harus diberikan cairan infus, karena dehidrasi.

Setelah kondisinya dirasa cukup membaik mereka telah diperbolehkan pulang.

Sementara 39 orang lainnya hanya mengalami gejala ringan. Mereka diberikan treatment berupa meminum oralit. 

Kini dr Arya menyebut masih tersisa dua siswa yang harus menjalani rawat inap di RSUD Buleleng.

Mereka adalah Komang Tri Rahayu dan Putu Ari Ningsih.

Keduanya harus dirawat inap karena mengalami gejala sedang-berat, berupa dehidrasi, mual, muntah dan diare. 

Khusus untuk Putu Ari Ningsih, harus dirawat di ruang intensif Padma 1.

Sebab dalam medis ia dipandang perlu mendapatkan monitoring yang lebih ketat.

Siswi yang baru saja lulus dari bangku kelas IX itu  mengalami syok akibat kekurangan cairan dalam tubuh, ditandai dengan penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut nadi. 

"Jadi untuk Putu Ari perlu monitoring yang lebih ketat. Harus diberi cairan yang lebih banyak."

"Kondisi mereka saat ini mulai membaik. Untuk Komang Tri Rahayu kemungkinan besok sudah boleh pulang. Sementara Putu Ari juga kondisinya sudah membaik, tapi harus diobservasi dulu. Nani akan dipindahkan ke di ruang perawatan biasa," jelasnya. 

Disinggung terkait pembiayaan, dr Arya menyebut seharusnya kejadian ini masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).

Mengingat jumlah korbannya mencapai ratusan orang.

Dengan demikian, biaya perawatan seharusnya menjadi tanggungan Pemkab Buleleng.

"Dinkes saat ini sedang tracing. Kalau KLB harusnya ditanggung negara, karena jumlah korban banyak. Kalau tidak, ya mungkin pakai BPJS," ucapnya. 

Terpisah, Kepala SMPN Satap 2 Kubutambahan, Komang Rupada mengatakan, total ada 133 siswa, dua guru dan seorang staf yang dilarikan ke beberapa rumah sakit.

Dari ratusan itu, 16 siswa dan seorang staf harus menjalani rawat inap. 

Dengan rincian dua orang dirawat inap di RSUD Buleleng, dua orang di RSU Pratama Giri Emas, dan 13 orang di RS Parama Sidhi Singaraja.

"Untuk yang di RS Parama Sidhi masih menunggu kunjungan dokter. Tidak menutup kemungkinan hari ini mereka akan dipulangkan," ujarnya.

Sementara Kapolsek Kubutambahan AKP Ketut Wisnaya mengatakan, pihaknya telah mengamankan sampel makanan nasi bungkus, serta muntahan para siswa.

Sampel tersebut akan dikirim dalam waktu dekat ke Lab For Polda Bali.

"Penyelidikan berupa pemeriksaan terhadap saksi dan pemilik warung nanti akan dilakukan oleh Polres Buleleng."

"Kami hanya mengamankan barang bukti berupa sampel makanan dari nasi bungkus itu, sampel muntah dan sisa bahan masakan berupa sayuran yang ada di warung itu," terangnya. (*)

Berita lainnya di Berita Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved