Berita Bali
Bahaya Ngelawang Barong di Jalan, Berkaca dari Tragedi Anak Tewas Tertabrak di Gianyar Bali
Komang Nepoleon meninggal ditabrak saat ngelawang barong pada tahun 2021. Korban mengembuskan napas terahir di lokasi kejadian.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: I Putu Darmendra
TRIBUN-BALI.COM - Tradisi ngelawang barong di Bali sempat sepi selama dua tahun atau empat kali perayaan Galungan dan Kuningan.
Pandemi membuat pemerintah mengeluarkan aturan pembatasan kegiatan.
Hari raya Galungan kali ini, eforia ngelawang kembali lagi. Suara gamelan dan pekik kegembiaran anak-anak mengejar dan dikejar barong kerap terdengar.
Namun yang menjadi kekhawatiran, kegiatan ngelawang barong kerap dilakukan di jalan raya. Maka dianggap perlu ada orang dewasa yang mendampingi.
Berkaca dari tragedi ini, seorang anak di Gianyar, Bali meninggal ditabrak saat ngelawang barong pada tahun 2021.
Korban mengembuskan napas terahir di lokasi kejadian.
Kecelakaan karena ngelawang barong juga terjadi di Desa Suwat, Gianyar saat Galungan 2022 ini.
Bocil berusia lima tahun mengalami cedera kepala dan membutuhkan tindakan operasi di rumah sakit.
Saat ngelawang, bocil ini lari kejar-kejaran dengan barong. Ia terlibat tabrakan dengan kendaraan yang melintas.
Baca juga: Seorang Anak di Gianyar Tewas Saat Ngelawang Barong, Komang Gases: Ngelawang Harus Tetap Diawasi
Terhadap hal ini, Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali meminta agar setiap aktivitas ngelawang wajib didampingi oleh orang dewasa.
Hal itu untuk mengindari anak tertabrak kendaraan.
Komisioner KPPAD Bali, Made Ariasa mengatakan, banyak kegiatan ngelawang yang saat ini dilakukan anak-anak.
Kata dia, ngelawang bagi anak-anak tentu menyenangkan dan merupakan kegiatan positif, terlebih lagi saat ini merupakan hari libur panjang sekolah.
Ia pun mewati-wanti, agar kegiatan positif tersebut tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Ariasa berharap agar sekaa ngelawang ini selalu didampingi oleh orang dewasa, yang memahami tentang situasi lalu lintas.