Berita Bali
Harga Babi Anjlok, Peternak di Bali Tuding Ulah Mafia, Perusahaan Besar Juga Bermain
Kami melihat di sini ada oknum pembeli yang bermain dan juga perusahaan besar yang bermain. Kemudian dijual dengan harga yang sangat murah.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: I Putu Darmendra
Menurut Deyon, hal inilah yang kemudian membuat pihaknya menuding ada permainan oknum atau mafia yang membeli dan menjual harga jauh dari standar sehingga harga turun.
Padahal populasi belum pulih, seharusnya dengan kondisi saat ini harga naik. Tapi yang terjadi sebaliknya.
“Permainan ini ada oknum pembeli. Kami minta ini ditindak tegas,” demikian ia mengungkapkan..
Terkait pemeliharaan babi masih berisiko tinggi. Pertama babi merupakan ternak yang rentan dengan kematian.
Karena dari biaya pakan yang saat ini naik dan bio security babi seharusnya dihargai dengan cukup baik. Sehingga peternak paling tidak mendapatkan keuntungan, bukan malah merugi.
Saat ini ia yang meruapakan pemilik DBC Farm Sanggulan, di Perumnas Sanggulan, Kecamatan Kediri Tabanan memiliki ternak indukan sekitar 20 ekor dan penggemukan 75 ekor.
“Semua yang saya sampaikan ini karena sangat merugikan untuk peternak mandiri karena harga turun. Sedangkan peternak membutuhkan untuk biaya bio security dan pakan,” ungkapnya.
Pasar Terbuka Lagi
Sementara itu, hewan ternak yang sebelumnya sempat tertahan di Pelabuhan Gilimanuk, akhirnya dapat didistribusikan kembali ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia.
Hewan-hewan ternak tersebut tertahan karena adanya SK No 403/KPTS/PK.300/M/05/2022, dari Menteri Pertanian (Mentan) RI tentang Penetapan Daerah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Pada Beberapa Kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada meyakini hewan ternak di Bali masih aman dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Namun setelah bersurat dan berkoordinasi ke Pemerintah Pusat, kini hewan ternak yang ada di Bali akhirnya dapat dipasarkan kembali keluar Bali.
"Itu sudah lama teratasi dan hewan ternak sudah dapat diantarpulaukan lewat darat. Bahkan ini sudah bisa sebelum Hari Raya Galungan.
Bukan hanya bersurat saja, namun kita juga sudah berkoordinasi. Jadi hewan ternak yang sudah dapat diantarpulaukan itu seperti babi dan sapi. Sudah bisa dijual melalui darat," jelasnya, Rabu.
Ia mengatakan, hingga kini status Bali masih hijau atau belum ditemukan kasus PMK pada hewan ternak.