Berita Denpasar
Mengenang Kasus Engeline Megawe 7 Tahun Silam di Denpasar, Jalan Kaki ke Sekolah dan Sering Dimarahi
Tujuh tahun telah berlalu, Engeline Margriet Megawe sosok anak yang polos dan baik hati itu kini sudah bahagia bersama para malaikat
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Tujuh tahun telah berlalu, Engeline Margriet Megawe sosok anak yang polos dan baik hati itu kini sudah bahagia bersama para malaikat di Taman Surgawi.
Tujuh tahun pula kenangan kekejaman terhadap Engeline Margriet Megawe telah tergores di pena para awak media sebagai sebuah bagian dari sejarah dan pelajaran hidup insan manusia.
Seperti diketahui, pada Juni 2015 silam, publik digemparkan dengan kematian bocah 8 tahun yang bernama Engeline Margriet Megawe, murid kelas 2 SDN 12 Sanur, Denpasar, Bali.
Engeline dikabarkan hilang sejak 16 Mei 2015 oleh kakak angkatnya, Yvonne Mega W.
Baca juga: Mengenang Engeline: Dihabisi Ibu Angkat, Dipukuli dan Tak Diberi Makan, Ke Sekolah Bau Kotoran Ayam
Hampir sebulan hilang, mayat Engeline ditemukan terkubur di belakang rumahnya di Jalan Sedap Malam No 26, Sanur, Denpasar, Bali pada Rabu, 10 Juni 2015.
Tak berapa lama, terungkap bahwa Engeline ternyata dibunuh oleh ibu angkatnya, Margriet Christina Megawa yang dibantu oleh pembantu rumah tangga di rumah Magriet, Agustinus Tay Hamdani.
Sabtu 18 Juni 2022, wartawan Tribun Bali di lapangan mengenang Engeline dengan melakukan pantauan langsung ke lokasi tempat titik-titik tempat kejadian perkara (TKP) kasus yang sempat menjadi misteri besar tersebut.
Gerbang rumah tampak terbuka, tak seperti 7 tahun silam kasus bergulir rumah tampak terbengkalai dan penuh debu.
Kini, ucapan permisi disambut pihak penghuni rumah menerima dengan ramah dan menceritakan tempat-tempat yang kini sudah direnovasi total tersebut, praktis sudah tak ada jejak kasat mata bangunan-bangunan masa 2015 silam yang menyimpan bayangan kekejian.
Sesungguhnya ada kisah-kisah niskala di rumah yang pernah ditinggali oleh Engeline itu.
Namun, pemilik tak ingin hal itu diungkap dan cukup menjadi privasinya saja.
Dari luar pagar, di Jalan Sedap Malam, Tribun Bali bisa menggambarkan bahwa tempat tersebut kini sudah "disulap" menjadi sebuah usaha oleh masyarakat, dan juga tampak berjejer mobil terparkir di garase, pintu gerbang pun terbuka dari luar, terlihat aktivitas normal beberapa orang, sebuah mobil elf juga terlihat terparkir di samping depan gerbang.
Gonggongan anjing juga terdengar dari dalam rumah yang depannya terdapat sebuah pohon besar tersebut.
Tujuh tahun berselang, kisah tersebut rupanya masih terngiang dibenak warga para tetangga sekitar, salah satunya Didik, warga yang sudah 15 tahun tinggal di Jalan Sedap Malam itu mengisahkan bagaimana hebohnya kala kasus itu mencuat tahun 2015 silam.
“Masih ingat saya kasus Engeline, dulu waktu kejadian itu, di jalan ini setiap hari ramai baik polisi, media, maupun warga Denpasar yang penasaran dengan kejadian itu, itu kan sempat dilaporkan hilang, lalu ternyata dibunuh dan dikubur di halaman belakang rumahnya,” ungkap Didik.
“Sekarang jadi tempat kantor atau apa itu, ada yang menempati sudah beberapa tahun, dulu kan keluarga Engeline itu mengontrak, sekarang sudah dikontrak lagi oleh warga lain menempati itu,” imbuh dia.
