Berita Jembrana
Harga Babi Anjlok, Peternak di Jembrana Minta Pemerintah Beri Solusi, Diduga Terjadi Permainan Harga
Harga jual babi yang anjlok belakangan ini membuat para peternak di Jembrana, Bali menjerit.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Padahal peternak juga sudah membantu pemerintah agar PMK tidak masuk ke Bali dengan menerapkan biosecurity yang ketat.
"Tapi dengan harga yang anjlok seperti sekarang kami bakal kesulitan untuk memenuhi operasional terlebih desinfektan untuk biosecurity tersebut. Kami harap pemerintah hadir di tengah kondisi saat ini," tandas peternak asal Kecamatan Melaya ini.
Bibit Babi Justru Terserap Program Desa
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gede Putu Kasthama, tak begitu berkomentar banyak terkait anjloknya harga babi tersebut.
Namun, ia lebih menjelaskan ke harga bibit ekor babi yang pasarnya semakin jelas karena kebutuhan yang meningkat.
"Kalau harga babi hidup setelah hari raya ini memang terjadi penurunan. Tapi untuk bibit babi kebutuhannya justru meningkat. Karena untuk peternakan lokal khusus bibitnya pasarnya sudah jelas, sekarang banyak diambil dari desa-desa. Karena desa sekarang pengadaan," kata Kasthama.
Dia melanjutkan, sejumlah desa di Jembrana sudah menganggarkan untuk pembelian bibit babi guna diberikan ke kelompok-kelompok ternak di desa setempat.
Baca juga: Ratusan Sapi Keluar Bali Setiap Hari, Sterilisasi Penyemprotan Desinfeksi untuk Antisipasi PMK
Untuk harga bibit babi saat ini cenderung stagnan atau tetap mengingat pasca pandemi mulai pulih, peternakan khususnya bergerak di produksi bibit cenderung meningkat jumlahnya.
"Kalau untuk bibitnya banyak sekali terserap di desa-desa. Dari kami di Kabupaten juga ada memberikan hibah-hibah peruntukkannya tersebut. Artinya untuk penjualan bibit itu masih jalan," jelasnya.
Kumpulan Artikel Jembrana