Virus PMK di Bali
Waspada Makelar Sapi Manfaatkan Kasus PMK, Ini himbauan Distanak Gianyar
Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang telah masuk Kabupaten Gianyar, Bali, ditakutkan akan menjadi ladang permainan maklar sapi.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kasus penyakit mulut dan kuku ( PMK) yang telah masuk Kabupaten Gianyar, Bali, ditakutkan akan menjadi ladang permainan maklar sapi.
Dimana mereka memanfaatkan kecemasan para peternak untuk mendapatkan sapi dengan nilai jauh dari harga normal.
Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar meminta agar peternak tidak tergesa-gesa, menjual sapinya.

Informasi dihimpun Tribun Bali, Minggu 3 Juli 2022, kecemasan terhadap PMK telah terlihat pada peternak-peternak sapi di Gianyar. Salah satunya, I Ketut Samika, seorang peternak. Dimana ia, telah menawarkan sapinya ke pedagang. Namun calon pembeli yang datang, justru membuat dirinya semakin patah semangat.
"Ada yang datang tidak menawar, harga. Lalu pergi begitu saja, seolah-olah sapi saya tidak bagus. Ada yang nawarnya jauh dari harga pasar," ujarnya.
Diapun menduga itu merupakan sindikat maklar, yang mempermainkan psikologis peternah. Meski mengetahui saat ini maklar sedang bermain.

Namun Samika akan tetap menjual sapinya.
"Takutnya nanti kena PMK, makanya tetap cari pembeli, dapat lebih sedikit saja dari harga saat saya beli anakannya dulu, saya kasi," ujarnya pasrah.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, I Made Raka meminta agar peternak tidak tergesa-gesa menjual sapinya, yang masih dalam kondisi sehat. Bilapun akan dijual, pihaknya meminta agar identitas pembeli jelas
. "Jika mencurigakan, bisa hubungi Bhabinkamtibmas," ujarnya.
Raka mengajak semua pihak agar tidak terpengaruh maklar.
Sebab, jika nilai jual sapi anjlok, maka kerugian akan berdampak pada semua hal.
Misalnya, masyarakat Gianyar bagian utara, biasanya menggantungkan ekonomi keluarganya dari sapi.
Seperti, biaya sekolah anak dan kebutuhan besar lain.