Berita Klungkung
SEDIH, IDUL ADHA Tapi Penjualan Kambing di Klungkung Masih Sepi Gara-gara PMK
Momen Idul Adha nampaknya tidak cerah bagi penjualan kambing di Klungkung. Agung Oka mengaku sepi pembeli karena kasus PMK.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Momen Idul Adha nampaknya tidak cerah bagi penjualan kambing di Klungkung.
Terpantau penjualan kambing di Klungkung masih sepi, jelang hari raya Idul Adha.
Hal ini diperkirakan dampak langsung, dari ditemukannya kasus PMK pada sapi di beberapa daerah di Bali.
Seorang peternak kambing asal Desa Paksebali, Klungkung, menjelaskannya kepada Tribun Bali 8 Juli 2022 lalu.
Ketika itu, masih banyak kambing di kandangnya.
Padahal biasanya jelang hari Idul Adha, penjualan kambing miliknya banyak diborong warga.
"Kini penjualan kambing lesu, sepi sekali yang beli kambing," ujar Agung Oka, Jumat lalu.
Baca juga: CEGAH Wabah PMK, Puskeswan Karangasem Mulai Distribusikan Vaksin
Baca juga: LUMPUH Gara-gara PMK, Peternak Babi di Bali Terkena Imbas Virus PMK!

Padahal beberapa hari jelang Idul Adha, biasanya Agung Oka mampu menjual sekitar 300 sampai 400 ekor kambing.
Namun saat ini, sejak beberapa hari lalu sampai Jumat (8/7/2022) pagi, penjualan kambing Agung Oka hanya mampu laku 130 ekor saja.
"Biasanya kalau Idul Adha, kambing saya tersisa cuma 5 atau ekor.
Kalau sekarang masih banyak sekali.
Semoga saja nanti sore atau sampai menjelang Idul Adha besok ada banyak pembeli," imbuh Agung Oka.
Ia memperkirakan, lesunya penjualan kambing ini merupakan imbas langsung dari munculnya kasus PMK di Bali.
Padahal yang terkonfirmasi positif merupakan ternak sapi.
"Informasinya yang kena (PMK) di Bali itu sapi.
Sementara ternak kambing tidak ada yang kena," ungkap Agung Oka.
Baca juga: CEGAH Wabah PMK, Puskeswan Karangasem Mulai Distribusikan Vaksin
Baca juga: LUMPUH Gara-gara PMK, Peternak Babi di Bali Terkena Imbas Virus PMK!

Selain penjualan kambing yang sepi, harga kambing di Bali juga saat ini sangat mahal.
Ini juga dampak dari tidak adanya pasokan kambing dari wilayah Jawa, akibat kebijakan pengetatan lalu lintas ternak pasca mewabahnya virus PMK (penyakit Mulut dan Kuku).
Sehingga saat ini Agung Oka, hanya mengandalkan pasokan kambing lokal dari wilayah Karangasem ataupun Kintamani, Bangli.
"Harga juga jadi mahal.
Kalau kambing ukuran besar yang sebelumnya Rp3 juta per ekor, sekarang bisa Rp3,5 juta sampai Rp3,7 juta per ekor," ungkap Agung Oka.
Sementara terkait pencegahan PMK, dirinya mengaku sudah melakukan upaya dengan melakukan pembersihan kandang dan rutin menyemprot kandangnya dengan desinfektan.
"Petugas dari Pemkab Klungkung juga sudah ada yang mengambil sample ke sini.
Tapi hasilnya belum keluar.
Saya yakin kambing saya di sini sehat semua.
Karena saya perhatikan betul kesehatan kambing saya," ungkapnya.
TNI Awasi Ketat Pelabuhan, Antisipasi Masuknya Ternak ke Nusa Penida
Ternak sapi di Kecamatan Nusa Penida selama ini dikenal berkualitas baik dan tahan dengan penyakit.
Hal ini tidak terlepas dari kondisi geografis Nusa Penida, yang terpisah langsung dengan Pulau Bali daratan.
Sehingga minim lalu lintas ternak menuju Nusa Penida.
Pasca ditemukannya kasus PMK (Pengakit Mulut dan Kuku) di beberapa daerah di Bali, personel dari TNI 1610/Klungkung memperketat pengawasan di Pelabuhan Nusa Penida.
Selain untuk antisipasi masuknya ternak di Nusa Penida, para personel TNI ini juga melakukan sosialisasi tentang PMK.
"Semua upaya akan kita laksanakan secara optimal sebagai aksi cegah dan tangkal dini PMK tidak masuk wilayah Klungkung," tegas Dandim Klungkung, Letkol Inf Suhendar Suryaningrat, Jumat (8/7).
Menurutnya semua upaya harus dilaksanakan secara optimal sebagai aksi cegah dan tangkal dini PMK, agar tidak masuk wilayah Klungkung.
Baca juga: CEGAH Wabah PMK, Puskeswan Karangasem Mulai Distribusikan Vaksin
Baca juga: Tabanan Perketat Lalin Ternak Rentan Terpapar PMK

Apalagi Klungkung saat ini menjadi daerah yang belum ditemukan kasus PMK di Bali.
Sementara daerah yang berbatasan langsung dengan Klungkung, yakni Karangasem, Bangli, dan Gianyar sudah ditemukan kasus sapi terinfeksi PMK.
Meski tidak berbahaya bagi manusia, PMK harus dicegah karena bisa menyebabkan kerugian secara ekonomi bagi peternak.
"Kepada peternak maupun warga yang memiliki hewan ternak, saya mengimbau untuk menjaga kebersihan kandang serta hewan ternak serta memberikan asupan pakan yang baik,"jelasnya. (*)