Human Interest Story
Inspirasi dari Buleleng: Punya Penyakit Step dan Disabilitas, Sulaka Tetap Semangat Cari Uang
pria asal Banjar Dinas Tabang, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini sejatinya tidak ingin hanya berpangku tangan, mengharapkan bantuan orang
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Gede Sulaka (38) patut diacungi jempol.
Di tengah keterbatasan fisiknya, pria asal Banjar Dinas Tabang, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini sejatinya tidak ingin hanya berpangku tangan, mengharapkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Ia tetap semangat bekerja mencari uang.
Sulaka merupakan seorang disabilitas. Kaki dan tangannya cacat sejak lahir. Akibat keterbatasan fisiknya itu, Sulaka sulit untuk berjalan dan beraktifitas.

Bahkan, saat usianya masih enam bulan, ia mengalami sakit step atau kejang-kejang. Hingga saat ini, penyakitnya itu masih sering kumat.
Sekitar 10 tahun yang lalu, Sulaka sempat bekerja mencari daun kelapa kering.
Ia tidak peduli dengan keterbatasan fisik yang dimiliki. Perlahan-lahan ia berjalan, atau bahkan menyeret tubuhnya, menuju kebun milik tetangganya.
Hal ini dilakukan oleh Sulaka sebab ia tidak ingin membebani neneknya, Nyoman Rai (86).
Di kebun tersebut, Sulaka mencari daun kelapa kering yang jatuh dari pohonnya.
Agar mudah dibawa, daun kelapa itu kemudian diikat dipinggangnya, lalu dijual kepada seorang pedagang babi guling.
Hasil penjualan daun kelapa kering sebenarnya tidak terlalu banyak.
Hanya cukup untuk membeli nasi bugkus, atau kue untuk teman minum kopi.
Akibat memaksakan diri mencari daun kelapa kering, jari-jari kakinya sering terluka.
Bahkan, saat berada di kebun tetangga, penyakit stepnya itu pernah kumat, hingga keluarganya sempat kelimpungan mencari.
Sejak saat itu, keluarganya pun kini melarang Sulaka mencari daun kelapa kering.