Berita Tabanan
Tiga Sapi Di Tabanan Positif PMK Langsung Dieliminasi Bersyarat
Penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah merambah ke Kabupaten Tabanan. Sebanyak tiga ekor sapi, di Banjar Demun
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Marianus Seran
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah merambah ke Kabupaten Tabanan.
Sebanyak tiga ekor sapi, di Banjar Demung Desa Kediri Kecamatan Kediri, Tabanan, terjangkit PMK.
Akibat hal itu, sebanyak tiga sapi itu untuk kemudian langsung dieliminasi bersyarat.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Made Subagia mengatakan, bahwa untuk tiga ekor sapi yang positif PMK, sudah langsung dilakukan pemotongan bersyarat sesuai SOP, supaya tidak menular ke ternak lainnya.
Kemudian, untuk pada saat jagal (pemotongan bersyarat), bagian tubuh mulai kepala ekor jeroan tulang kaki dikubur.
Dan itu sudah dilakukan semuanya. Sedangkan untuk dagingnya masih bisa dikonsumsi atau aman dikonsumsi.
“Jadi keluar hasilnya, dari laboratorium veteriner, malam kemarin (Senin 25 Juli 2022). Positif PMK,” ucapnya Selasa 26 Juli 2022.
Baca juga: Terkait Adanya PHK Karyawan Hotel Grand Inna Bali Beach, Ini Kata Dinas Tenaga Kerja Denpasar
Subagia mengaku, bahwa pihaknya ketika mendapat informasi itu, langsung melakukan pendekatan ke peternak.
Sehingga bisa langsung dipotong bersyarat. Perlakuan di Demung, sebelumnya, sejatinya hampir seluruh ternak sudah divaksin.
Mengantisipasi supaya tidak terjadi penyebaran, maka akan ada pengawasan khusus supaya tidak menyebar ke Kecamatan lain dengan vaksin. Sehingga dilakukan lagi, untuk percepatan vaksinnya.
“Semoga Senin mendatang sudah ada (vaksin). Kemarin ada 5000 dosis vaksin sudah habis.
Selebihnya dengan tambahan vaksin akan ada pemetaan kembali,” ungkapnya.
Menurut dia, bahwa untuk populasi ternak khususnya sapi ada di Tabanan sebanyak 39.000 ribuan.
Dari 39 ribu itu, hanya sekitar 5000 yang sudah divaksin.
Baca juga: Penerapan Identitas Kependudukan Digital di Denpasar Tunggu Juknis Pusat
Sehingga, pihaknya mengusulkan supaya semuanya, tidak hanya 5000 atau sekitar 15 persen lebih saja tervaksin dari total populasi.