MotoGP
Bahan Bakar Fosil di MotoGP Berakhir 2027, Dorna Sports Pilih Bakar Ketimbang Listrik
Pihak Dorna Sports selaku promotor dan pemegang hak balapan MotoGP bersikeras motor MotoGP tetap mengandalkan motor bakas alias internal combustion...
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Bahan bakar MotoGP menjadi perbincangan, meskipun memakai bahan bakar fosil, namun ditahun-tahun berikutnya semua rider sudah tidak memakai bahan bakar tersebut.
Mengapa demikian? Hal itu untuk mengurangi emisi pada kendaraan dan membuat langit membiru.
Dorna Sport bahkan akan tetap memilih motor berbahan bakar ketimbang memilih motor listrik.
Dikutip dari MotorPlus.com, motor MotoGP mulai 2024 bakal memakai bahan bakar 40 persen bukan fosil hingga 2027 murni pakai bahan bakar 100 % bukan fosil.
Pihak Dorna Sports selaku promotor dan pemegang hak balapan MotoGP bersikeras motor MotoGP tetap mengandalkan motor bakas alias internal combustion engine.
Solusi menyukseskan proyek langit biru atau zero emission tidak melulu latah dengan mengadopsi motor listrik.
CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta memilih MotoGP menyukseskan kampanye emisi nol alias zero emission dengan fokus mengubah bahan bakar motor bakar MotoGP dari bahan bakar fosil ke bukan fosil.
“Saya kira banyak cara untuk menyukseskan kampanye emisi nol atau zero emission di motor MotoGP,” ungkap Carmelo Ezpeleta.
Baca juga: Johann Zarco Menjadi Penantang Pemuncak Klasemen MotoGP 2022
Diungkapkan motor MotoGP identik tak hanya dengan duel akan tetapi juga suara khas motor MotoGP lewat mesin yang macam-macam konfigurasinya.
Plus aroma gas buang motor MotoGP sudah begitu identik dengan fanatikan MotoGP.
“Saya rasa motor MotoGP lebih ke mengubah bahan bakarnya dari sebelummnya fosil ke bahan sintetik,” imbuh Carmelo Ezpeleta.
“Dengan begitu motor MotoGP bisa menyukseskan program emisi alias gas buang nol atau zero emission.”
“Tanpa harus mengubah atau latah dengan beralih ke motor bertenaga listrik,” kata Carmelo Ezpeleta.