Berita Bangli

SMAN 1 Bangli Buktikan Kualitas di Ajang Internasional, Borong 2 Medali Emas dan 1 Medali Perak

Baru-baru ini tiga tim dari SMAN 1 Bangli meraih juara dalam World Science, Environment and Engineering Competition (WSEEC).

Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Siswa siswi SMAN 1 Bangli dan guru pembina yang sukses meraih medali di lomba penelitian ilmiah tingkat internasional. 


Ari Marlini menambahkan, pihaknya akan kembali mengirimkan perwakilan dalam ajang internasional yang rencananya akan diselenggarakan sekitar bulan Oktober-November.

Pihaknya berharap kedepan bisa mengikuti perlombaan secara offline. "Sementara ini kami masih mengikuti secara online, karena berbagai pertimbangan. Mulai dari situasi pandemi, hingga kebutuhan anggaran," ucapnya.


Sementara itu, salah satu perwakilan Spoci Tea Team, I Made Suputra Dwipayana menjelaskan alasan timnya membuat teh spoci karena di Bangli memiliki minuman khas loloh cemcem.

Selain juga karena tanaman cemcem telah dikenal luas dan banyak diolah oleh masyarakat Bangli. Begitupun dengan jeruk siam Bangli yang merupakan salah satu produk terbesar di Bali.


"Kedua bahan ini kami olah menjadi produk inovatif. Di mana kami mengambil ide untuk membuatnya sebagai teh herbal. Mengapa dua bahan ini, karena berdasarkan jurnal yang kami baca, keduanya memiliki kandungan antioksidan yang baik untuk mencegah penyakit degeneratif. Misalnya seperti stroke," jelasnya.


Dalam pembuatan produk ini, lanjut pelajar kelas XI MIPA ini, timnya bekerja sama dengan Universitas Marwadewa. Besar harapan teh spoci ini bisa diproduksi dengan jumlah banyak.

"Karena tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi dari spoci tea, kedepannya tentu kami akan berupaya lebih mengoptimalkan lagi penelitian yang sudah dilakukan. Termasuk dengan melakukan uji lab. Sehingga bisa mendapat izin BPOM dan menyebarluaskan secara legal," tandasnya.


Sementara salah satu peraih emas, yakni tim The Lunar. Ni Kadek Kesuma Anugrah Varshini yang merupakan salah satu anggota tim mengungkapkan, The Lunar Game merupakan game online kolaborasi antara permainan ular tangga dan monopoli. Alasan timnya membuat game ini karena melihat angka bullying dari tahun ke tahun semakin meningkat. 


"Ini merupakan salah satu hal yang sangat urgent, namun kurang disadari dari masyarakat. Karenanya kami ingin memberikan edukasi namun melalui media anti mainstream, salah satunya game interaktif," ungkapnya.


Gadis kelas XII IPS ini menambahkan, the Lunar Game sejatinya menyasar anak usia 10 hingga 19 tahun. Walau demikian, pihaknya tidak membatasi game tersebut untuk dimainkan golongan usia tertentu. "Dengan demikian, game ini tidak hanya mengedukasi anak-anak hingga remaja, namun juga secara umum dan luas," ucapnya. (*)

 

 

Berita lainnya di Berita Bangli

 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved