Feature Human Interest

Kisah Pilu Naya Disiksa Kekasih Ibunda Kini Telah Kembali Ceria

Senyum tergurat jelas dari wajah mungil Naya (nama samaran), sore itu di rumahnya, Senin, 5 September 2022. Ia tidur dipangkuan sang ayah.

Tribun Bali/Anak Agung Seri Kusniarti
Naya (nama samaran), saat bermain dengan ayahnya di rumahnya, Senin 5 September 2022. Naya kian membaik, pasca alami patah tulang paha dan penyiksaan dari kekasih ibunya beberapa waktu lalu. (Tribun Bali/Anak Agung Seri Kusniarti) 

Naya kemudian dibawa ke RSUD Wangaya, untuk mendapatkan perawatan.

Beruntung pemerintah dan instansi terkait sigap, sehingga Naya segera mendapatkan pertolongan.

Baca juga: BOCAH TELANTAR, Kronologi Kekerasan Jo Pada NY dan Alasan Diam Sang Ibu

Baca juga: ANAK Telantar Dari ISTRI Kedua Itu KORBAN Perpisahan Orangtuanya

Polresta Denpasar membuka kepada publik dua tersangka penganiayan Nay, bocah telantar yang badannya penuh luka dan kakinya patah, Jumat 22 Juli 2022. Ibu kandung Nay mengungkapkan alasannya kenapa diam saat anaknya disiksa Jo.
Polresta Denpasar membuka kepada publik dua tersangka penganiayan Naya, anak telantar yang badannya penuh luka dan kakinya patah, Jumat 22 Juli 2022. Ibu kandung Naya mengungkapkan alasannya kenapa diam saat anaknya disiksa Jo alias Tedi. (TRIBUN BALI/Putu Honey)

Kisah pilu Naya pun, menjadi perhatian publik di Pulau Dewata.

Beragam komentar warganet menghiasi beranda media sosial, beberapa hari setelah Naya ditemukan dengan kondisi memperihatinkan.

Masyarakat kian kaget, tatkala mengetahui kejadian ini disebabkan oleh kekasih ibunya sendiri.

Ibunda Naya mengaku di depan polisi, bahwa ia tidak tahu kekasihnya membuang Naya di Sidakarya.

Menurut penuturannya, Jo alias Tedi hanya membawa Naya ke tukang urut, pasca patah tulang paha itu.

Kasus aksi kekerasan anak ini pun, menjadi atensi semua pihak.

Bukan satu dua kali, kasus kekerasan anak terjadi di Bali.

Masih banyak Naya lainnya yang belum mendapatkan keadilan, dan perlakuan sepantasnya seorang anak diperlakukan.

Perpisahan orangtua Naya, tidak seharusnya menjadikannya sebagai korban.

Apalagi sampai mendapatkan aksi kekerasan yang sedemikian parahnya.

Bahkan teriakan Naya sejatinya sudah terdengar, di balik dinding kamar kos sang ibu dan kekasihnya itu.

Namun para tetangga kos pun, tidak bergeming mendengar tangisan pilu anak itu.

Mereka diam dan pura-pura tidak tahu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved