Polisi Tembak Polisi

Update Kasus Ferdy Sambo: Pengakuan Terbaru Bripka RR Tolak Adanya Pelecehan Oleh Brigadir J

Kasus pembunuhan Brigadir J  yang didalangi oleh Ferdy Sambo kembali menghadirkan fakta terbaru usai pengakuan terbaru dari Bripka RR .

WARTA KOTA/YULIANTO
Tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR menjalani adegan rekonstruksi pembunuhan Brigadir J. Update Kasus Ferdy Sambo: Pengakuan Terbaru Bripka RR Tolak Adanya Pelecehan Oleh Brigadir J 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kasus pembunuhan Brigadir J  yang didalangi oleh Ferdy Sambo kembali menghadirkan fakta terbaru usai pengakuan terbaru dari Bripka RR .

Bripka Ricky Rizal, atau bripka RR mengakui kalau dirinya sudah tidak mengikuti skenario yang diberikan oleh Ferdy Sambo dan memilih untuk mengungkap semua fakta yang terjadi termasuk dugaan pelecehan.

Bripka RR mengungkapkan dirinya menolak adanya dugaan pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J yang sebelumnya dianggap menjadi dasar dari alasna pembunuhan tersbeut.

Bripka RR dalam pengakuan terbarunya mengungkapkan bahwa dugaan pelecehan terhadap Putri Candrawathi tersebut tidak mungkin dilakukan oleh Brigadir J.

Baca juga: Rosi: Komnas HAM Mau Jadi Pengacara Ferdy Sambo? Ahmad Taufan Beri Jawaban Menohok Soal Ibu PC

Lewat kuasa hukumnya, Erman Umar, Bripka RR membeberkan kejadian di Magelang, Jawa Tengah.

Seperti dilansir dari Tribunnews, berikut 11 pengakuan dari Bripka RR yang menolak adanya pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J  kepada Putri Candrawathi.

1. Lihat ART menangis

Erman Umar mengungkapkan Bripka RR sempat melihat asisten rumah tangga (ART) bernama Susi menangis saat mereka berada di rumah Magelang, Jawa Tengah.

Hal ini diketahuinya ketika tiba di rumah setelah diminta Putri Candrawathi untuk segera pulang.

"Ada peristiwa tanggal 7 (Juli), dia (Bripka RR) disuruh oleh Ibu (Putri Candrawathi) mengantar kebutuhan anak-anaknya Pak Sambo yang sekolah di Magelang."

"Saat menyerahkan kebutuhan anak Sambo, berdering telepon dari Ibu PC kepada Richard meminta supaya kembali ke rumah."

"Sampai di rumah enggak ada orang, dia juga tidak liat Joshua. Lalu mereka naik ke tangga atas, di tangga atas dia melihat Susi kok menangis," ungkap Erman.

Baca juga: Pengacara Brigadir J Sebut Ada Upaya Pembebasan Ferdy Sambo CS, Singgung Komnas HAM dan Perempuan

2. Diminta memanggil Brigadir J

Setelah itu, Bripka RR naik ke atas dan melihat Putri Candrawathi tengah berbaring di kamarnya.

Saat ditanya oleh Bripka RR ada apa memanggilnya pulang ke rumah, Putri Candrawathi tak menjawab.

Istri Ferdy Sambo ini justru menanyakan keberadaan Brigadir J.

"Kemudian dia melihat ke kamar Ibu (PC), Ibu berbaring di kamarnya. Ditanya sama RR, 'ada apa Bu?'. Ibu tidak langsung menjawab, dia malah bertanya Joshua di mana," kata Erman.

"Ibunya (PC) berbaring, memang kaya sakit," imbuhnya.

Baca juga: Ada Upaya Pembebasan Ferdy Sambo Cs? Johnson Panjaitan Buka-bukaan, Sindir Bharada E

Tersangka Kuat Maruf saat menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa 30 Agustus 2022.
Tersangka Kuat Maruf saat menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa 30 Agustus 2022. (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

3. Brigadir J dan Kuat Maruf bertengkar

Menuruti permintaan Putri Candrawathi, Bripka RR turun ke bawah untuk mencari keberadaan Brigadir J.

Di lantai satu, ia melihat Kuat Maruf berusaha menghalangi Brigadir J yang akan naik ke kamar Putri Candrawathi.

"Akhirnya dia turun ke bawah. Tahu-tahu Joshua mau masuk lagi, mau ke kamar Ibu, dihalangin oleh Pak Kuat."

"Ada pertengkaran antara Kuat dan Joshua, Joshua mengalah akhirnya turun," terang Erman Umar.

Senada saat bertanya pada Brigadir J, Bripka RR mengungkapkan rekannya itu tak tahu alasan Kuat Maruf marah padanya.

"Tanya sama Joshua, 'ada apa dengan Pak Kuat'. 'Iya Bang, saya enggak ngerti tuh kenapa Om Kuat marah-marah ke saya'," kisah Erman menirukan kliennya.

4. Sempat pindahkan senjata Brigadir J

Saat melihat Brigadir J dan Kuat Maruf bersitegang, Brigadir RR berinisiatif memindahkan senjata milik rekannya tersebut ke kamar anak Ferdy Sambo.

Pasalnya, saat kejadian itu, Bripka RR melihat Kuat Maruf memegang pisau.

Karena merasa khawatir, Bripka RR pun memindahkan senjata Brigadir J.

Hal tersebut, kata Erman Umar, diketahui juga oleh Bharada E.

“Sebelum turun (setelah diperintahkan Putri mencari Brigadir J), karena khawatir tadi ada cerita Kuat yang tegang (bersitegang), agak panik, pegang pisau, kemudian dia (Bripka RR) berinisiatif yang mungkin diketahui juga oleh Richard (Bharada E), bagaimanapun Yosua kan ada senjatanya.”

“Dia berinisiatif diambil senjata (Brigadir J), dipindahin ke kamar anaknya Ferdy Sambo,” terang Erman

Wajarkah Kuat Maruf Masuk ke Kamar Putri Candrawathi? Kemudian Brigadir J dan Bripka RR Dipanggil
Wajarkah Kuat Maruf Masuk ke Kamar Putri Candrawathi? Kemudian Brigadir J dan Bripka RR Dipanggil (Kolase Polri TV/Tribunnews)

5. Brigadir J bertemu Putri Candrawathi

Setelah menyampaikan perintah Putri Candrawathi, Bripka RR ikut mengantar Brigadir J naik ke lantai dua.

Namun, ia tak ikut masuk ke dalam kamar Putri Candrawathi, hanya menunggu di depan pintu.

Bripka RR sempat melihat Brigadir J duduk di lantai, sementara Putri Candrawathi masih berbaring di kasur.

"Naik mereka ke atas, Joshua masuk duduk di bawah (lantai), RR menunggu di pintu. (Bripka RR) tidak mendengar pembicaraan," kata Erman.

6. Tak tahu soal pelecehan

Bripka RR sempat bertanya pada Brigadir J soal pembicaraannya dengan Putri Candrawathi.

Tetapi, Brigadir J mengaku tak ada apa-apa.

Menurut Bripka RR, Brigadir J tak terlihat marah setelah bertemu dengan istri atasannya itu.

"Saat turun dia ikuti Joshua, khawatir ada pertengkaran lagi dengan Kuat. RR bertanya pada Joshua, 'ada apa lagi (sama ibu?)'. Jawabannya, 'udah Bang gapapa Bang, gapapa'," ujar Erman.

Erman pun menegaskan kliennya tak tahu soal dugaan pelecehan seksual.

"Tidak tahu (soal pelecehan seksual)," katanya.

7. Tak tahu soal rencana pembunuhan

Sebelum tiba di Jakarta, Bripka RR tak mengetahui adanya rencana pembunuhan terhadap Brigadir J.

Kuasa hukum Bripka RR, Zena Dinda Defega, mengungkapkan kliennya semobil dengan Brigadir J ketika berangkat pulang menuju Jakarta dari Magelang.

Bripka RR pun berandai, jika dirinya tahu soal rencana pembunuhan pada Brigadir J, maka ia akan menurunkan rekannya tersebut agar tak menjadi korban.

"Tidak mengetahui sama sekali," ucap Zena dalam tayangan di iNews, dikutip Tribunnews.com.

"Bahkan dia sempat berkata jikalau Bripka RR tahu bakal ada perencanaan seperti itu, apalagi kan di mobil (dari Magelang ke Jakarta) Bripka RR dan Brigadir J di mobil berdua."

"Kalau dia (Bripka RR) sudah tahu sejak di Magelang (bakal ada peristiwa penembakan), dia bakal berhenti di rest area dan menurunkan Brigadir J agar tidak terjadi peristiwa tersebut," sambung Zena.

8. Ferdy Sambo emosi dan menangis

Tiba di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat 8 Juli 2022, Bripka RR kemudian dipanggil oleh Ferdy Sambo ke ruangan di lantai tiga.

Kala itu, Bripka RR ditanya soal insiden dugaan pelecehan seksual di Magelang.

Menurut pengakuan Bripka RR, Ferdy Sambo terlihat emosi dan menangis ketika bertanya padanya.

“Kan di Saguling itu dipanggil. Dipanggil, dia tanya, ‘apa kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’."

"‘Enggak tahu’. ‘Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu’. Dan itu sambil nangis dan emosi. ‘Saya enggak tahu Pak’,” kata Erman.

Menurut Erman, di ruangan itu juga ada Putri.

Istri Ferdy Sambo itu juga mengatakan Brigadir J melakukan pelecehan terhadap dirinya.

9. Diminta tembak Brigadir J

Di kesempatan yang sama, Bripka RR juga ditanya apakah berani atau tidak menembak Brigadir J.

Permintaan itu ditanyakan pada Bripka RR sebelum Ferdy Sambo menyuruh Bharada E.

Namun, permintaan itu ditolak Bripka RR lantaran ia mengaku tak berani.

"Yaudah kalau gitu, baru dilanjutin 'kamu berani nembak? Nembak Joshua?'," kata Erman

"Dia bilang 'saya nggak berani, Pak. Saya nggak kuat, nggak berani Pak'," sambungnya.

10. Ferdy Sambo tembak dinding

Bripka RR mengaku melihat Ferdy Sambo menembak dinding rumah dinas setelah Brigadir J dieksekusi oleh Bharada E.

Kepada Erman, Bripka RR mengungkapkan sempat meninggalkan lokasi kejadian saat Bharada E mengeksekusi Brigadir J lantaran mendapat panggilan dari rekannya melalui HT.

Ketika kembali, Bripka RR melihat Bharada E menembak Brigadir J.

Setelahnya, ia melihat Ferdy Sambo menembak dinding-dinding rumah dinas untuk menimbulkan kesan seolah terjadi tembak menembak.

"Dia melihat Pak Sambo tembak-tembak dinding," ujar Erman, dikutip dari KompasTV.

Seperti diketahui, eksekusi terhadap Brigadir J dilakukan di ruang tengah lantai satu rumah dinas Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

11. Dijanjikan uang oleh Ferdy Sambo

Setelah eksekusi Brigadir J, Bripka RR sempat dijanjikan uang oleh Ferdy Sambo.

Uang tersebut, kata Erman Umar, akan diberikan sebagai bentuk terima kasih karena Bripka RR telah menjaga Putri Candrawathi.

“Oh tidak, (uang) itukan setelah kejadian,” ungkap Erman,

“Pak Sambo menyampaikan bahwa ini ada uang tetapi kalimatnya dalam BAP yang saya baca itu karena kalian sudah menjaga ibu (Putri Candrawathi),” lanjut Erman. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 11 Pengakuan Bripka RR soal Kasus Brigadir J: Ferdy Sambo Nangis hingga Dijanjikan Uang Terima Kasih

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved