Berita Badung
Selain Zat Kimia, Faktor Hormon dan Psikis Juga Berpengaruh Pada Kesehatan Kulit Lansia
Selain Zat Kimia, Faktor Hormon dan Psikis Juga Berpengaruh Pada Kesehatan Kulit Lansia
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Dalam masa pandemi ini banyak dari masyarakat yang sedikit mengesampingkan kesehatan kulit.
Padahal dalam masa atau fase apapun kesehatan kulit sangat diperlukan.
Kesehatan kulit menjadi perhatian bagi semua kalangan, apalagi lansia.
dr. Anak Agung Ari Kayika Silayukti, Sp.KK mengatakan lansia memiliki struktur kulit yang berbeda dengan orang dewasa atau yang lebih muda.
Kulit lansia dapat mengalami kekeringan akibat kurangnya lemak pada epitel kulitnya.
Oleh karena itu, lansia dianjurkan untuk tidak menggunakan zat-zat kimia dalam menjaga kesehatan kulitnya.
“Saat pandemi ini memang seharusnya kita lebih protektif dengan kesehatan seperti menggunakan handsanitizer dan sabun.
Sayangnya, terkadang ada kandungan zat-zat kimia dalam produk-produk tersebut,” ujar dr. Anak Agung Ari Kayika Silayukti, Sp.KK.
Sabun-sabun gang menghasilkan banyak buih atau bisa merupakan sabun dengan banyak zat kimia.
Tanpa disadari, penggunaan zat-zat kimia secara terus menerus itulah yang akan menyebabkan kulit akan iritasi dan tidak sehat.
Ketika zat yang memiliki sifat iritasi diberikan kepada lansia dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan epidermis.
Dari sini akan menyebabkan timbulnya rasa gatal yang berlebihan dan bisa berlangsung selama berminggu-minggu.
Rasa gatal ini juga akan menimbulkan kulit bersisik atau koreng.
Ditambah lagi dengan musim dingin yang saat ini berlangsung membuat lansia mudah merasa gatal.
Selain karena pola penggunaan zat kimia, rasa gatal pada kulit juga disebabkan oleh faktor hormon dan psikis.