Berita Jembrana
Dampak Tingginya Tagihan Rekening Air, Warga Ancam Putus Langganan dengan Perumda Air Minum Jembrana
Pelanggan Perumda Air Minum Tirta Amertha Jati Jembrana kembali melontarkan protes terkait tingginya tagihan rekening air bulanan mereka.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Pelanggan Perumda Air Minum Tirta Amertha Jati Jembrana kembali melontarkan protes terkait tingginya tagihan rekening air bulanan mereka.
Padahal, sebelumnya direksi justru mengaku telah melakukan koreksi.
Bahkan, para pelanggan perusahaan air plat merah ini mengancam akan beralih menggunakan air yang dikelola desa.
Seorang warga, I Wayan Adi Wirawan (42) menceritakan, ia bersama warga lainnya sudah gerah dengan kondisi pengelolaan perumda air minum di Jembrana.
Apalagi hingga saat ini, pihaknya masih membayar dengan tagihan tinggi.
Baca juga: Minta Didata Ulang, Nelayan Jembrana Harap Voucher BBM Tepat Sasaran
Wayan menyebutkan, sekitar bulan Juli lalu, ia dikenakan tagihan rekening air senilai Rp250 ribu, ketika komplain baru mendapat diskon menjadi Rp130 ribu.
Bulan Agustus menjadi Rp165 ribu, dan bulan ini naik lagi menjadi Rp197 ribu.
"Bulan depan ini sudah dihitung katanya 190 ribu dengan pemakaian rata-rata 30 kubik lebih. Per kubiknya itu 1-10 itu hanya Rp5000. Saya normalnya bayar Rp85 ribu saja. Tapi sekarang justru sampai Rp250 ribu, kan tidak wajar sekali itu," tutur Wayan Adi saat dikonfirmasi, Rabu 21 September 2022.
Dia mengungkapkan, selain dirinya banyak warga lainnya yang mengalami hal serupa. Mirisnya, dengan pemakaian sama justru membayar hingga Rp 1 Juta lebih.
"Tapi setelah diprotes, ternyata teman saya itu hanya bayar Rp150 ribu saja. Artinya ada yang tidak beres dan ini tidak wajar sekali," ungkap pria asal Kecamatan Melaya ini.
Disinggung mengenai proses pengecekan oleh petugas lapangan Perumda Air Minum Tirta Amertha Jati Jembrana, Wayan mengaku selama ini petugas justru tak pernah ke lapangan.
Baca juga: Kisah Gatot Pengusaha Dupa di Jembrana, Bangkit Setelah Oleng Dihantam Covid-19
Sebab, petugas disebutkan menggunakan sistem foto. Kemudian ketika dilayangkan protes, petugas melakukan pengecekan dan mengganti kilometer yang rusak dengan hiaya hampir Rp100 ribu.
"Memang sesuai kilometer katanya, tapi dengan pembayaran yang seperti ini kan tidak masuk akal," tegasnya.
Jika dengan kondisi saat ini tak ada perbaikan, dia bersama warga lainnya mengancam akan memutus langganan dengan perumda air minum gumi makepung ini.
Sebab, banyak warga sudah mulai mengeluh dan berencana beralih atau memutus langganan.
"Bahkan saya dan temen-temen di sini bakal beralih pakai sumur lagi atau gunakan air pam desa itu. Lebih murah cuma Rp2.000 dan lebih lancar. Kalau bisa semua beralih nanti ke desa," tandasnya.
Sebelumnya, Direksi Perumda Air Minum Tirta Amertha Jati Jembrana mengaku telah melakukan koreksi terhadap banyaknya keluhan soal tagihan rekening air selama ini.
Sedikitnya ada ratusan pelanggan yang mengalami hal tersebut. Pihak perusahan air minum plat merah ini juga mengaku sudah mengembalikan sisa jumlah tagihan pelanggan setelah disesuikan dengan tarif atau penggunaan sebenarnya.
Pengawas yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perumda Air Minum Tirta Amertha Jati Jembrana, I Gusti Ngurah Sumber Wijaya mengatakan, sejak ada keluhan pihaknya sudah melakukan penanganan dengan melakukan koreksi tagihan rekening air para pelanggan.
"Oh itu (tagihan melonjak jauh) sudah kita koreksi, cuma datanya saya tidak pegang sekarang. Nanti kita akan ungkap detailnya," kata Ngurah Sumber Wijaya saat dikonfirmasi, Minggu 4 September 2022.
Disinggung mengenai jumlah pelanggan yang terdampak, pria yang juga menjabat sebagai Asisten II Sekda Jembrana ini menyebutkan hingga seratus lebih pelanggan.
Sebelumnya pihaknya sudah meminta ke bagian hubungan langganan untuk mencatat dan mereka seluruh tagihan rekening air tersebut.
"Ada itu (sampai ratusan pelanggan). Kita sudah perintahkan bagian gubungan langganan untuk mencatat dan merekap semua perbulannya hingga Agustus kemarin
Artinya pembayaran para pelanggan dengan tagihan tinggi itu akan dikembalikan? Ngurah Sumber menyebutkan dikembalikan setelah penyesuaian penggunaan di lapangan.
"Bukan kita kembalikan total, tapi kita sesuaikan dengan penggunaan pelanggan. Kemudian kita juga tidak bisa tera ulang satu per satu. Nanti setelah klop kita sampaikan," tandasnya. (*)
Berita lainnya di Berita Jembrana