Konversi Kompor LPG ke Kompor Listrik

Konversi Kompor LPG ke Kompor Listrik di Bali, PLN Ungkap Bisa Lebih Hemat Sampai 15 Persen

Program pemerintah untuk melakukan konversi dari kompor berbahan bakar LPG ke kompor listrik, dianggap akan lebih hemat sampai 15%

istimewa/PLN
ilustrasi kompor listrik - Konversi Kompor LPG ke Kompor Listrik di Bali, PLN Ungkap Bisa Lebih Hemat Sampai 15 Persen 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Program pemerintah untuk melakukan konversi dari kompor berbahan bakar LPG ke kompor listrik semakin digencarkan.

Konversi yang sedang diujicobakan di beberapa daerah di indonesia termasuk Bali, dianggap oleh Direktur Utama PLN dijamin akan lebih hemat sampai 15 persen daripada kompor gas LPG.

Hal ini tentu menjadi keuntungan tersendiri mengingat penggunakan dan subsidi bahan bakar gas LPG 3 Kg semakin membesar namun konversi ini tentu tidak akan menghentikan penggunaan gas LPG 3Kg.

Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo menyebut dalam program konversi kompor elpiji ke kompor listrik, masyarakat bisa hemat hingga Rp 8.000 per kilogram elpiji.

Baca juga: Bali Jadi Lokasi Uji Coba Konversi Kompor LPG ke Kompor Listrik, Fokuskan Pengguna Listrik 450 VA

“Jadi dari per kilogram gas elpiji yang dikonversi ke kompor listrik, terdapat penghematan biaya sekitar Rp 8.000 per kilogram gas elpiji,” kata Darmawan di Kantor Pusat PLN di Jakarta, Rabu 21 September 2022 lalu

Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu 14 September 2022 lalu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dengan menggunakan kompor induksi masyarakat bisa memasak dengan lebih hemat 10-15 persen dibandingkan dengan kompor elpiji.

“Menggunakan kompor induksi biaya memasaknya bisa lebih hemat 10-15 persen,” lanjutnya.

Dia juga mengungkapkan, program konversi kompor listrik terbukti dapat menghemat APBN hingga Rp 330 miliar per tahun.

Dia memprediksikan, jika konversi dilakukan pada 5 juta kelompok penerima manfaat (KPM) maka akan menghemat APBN sebesar 5,5 triliun, dan 15,3 juta KPM akan menghemat Rp 16,8 triliun per tahun.

Baca juga: Marak Ditemukan Pengoplosan Gas LPG, Pemkab Badung dan TNI/Polri Monitoring, Antisipasi Kecurangan

Darmawan menambahkan, dengan penghematan melalui kompor listrik ini, diharapkan dapat mengubah cara penggunaan energi yang selama ini masih tergantung impor.

Di sisi lain, ini diharapkan bisa mendorong keterjangkauan di semua kalangan.

“Tentu saja dengan adanya potensi penghematan ini diharapkan dapat mengubah dari yang tadinya menggunakan energi impor menjadi energi domestik,”

“Selain itu, juga diharapkan dapat mengubah energi yang mahal menjadi energi yang murah sehingga terjangkau semua kalangan,” ungkap Darmawan.

Di sisi lain, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, meskipun pemerintah berencana melakukan konversi kompor elpiji ke kompor listrik, penjualan elpiji tidak boleh dihapus.

Menurut dia, elpiji masih dibutuhkan masyarakat, seperti pedagang asongan. Pun demikian dengan agen elpiji, yang tidak boleh dimatikan, karena merupakan bagian dari ekonomi Indonesia.

Baca juga: Bareskrim Polri Gerebek Gudang Oplosan LPG di Gianyar, Amankan 1.000 Tabung LPG dan 16 Mobil Pickup

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved