Berita Bangli
SOLAR KOSONG Sejak Sepekan Terakhir, Pengusaha Penggilingan Gabah Terpaksa Beli Dexlite
Pasca kenaikan BBM awal September lalu, para pemilik usaha penggilingan gabah di Bangli dibuat kelimpungan. Terpaksa pakai Dexlite karena solar kosong
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Sementara untuk kegiatan operasional penggilingan gabah, Dewa Bayu mengaku butuh 30 hingga 50 liter solar per hari.
Tergantung dari jumlah gabah yang digiling.
Dan untuk pembelian per bulan ia dijatah 400 liter.
"Terlebih saat ini musim panen raya, per hari bisa 1 ton lebih menggiling gabah. Maka tidak jarang kami kekurangan," ucapnya.
Ihwal sulitnya mencari bahan bakar solar ini, kata Dewa Bayu, sejatinya bukan hal baru.
Menurutnya sejak kenaikan BBM naik awal bulan September, ketersediaan solar di SPBU memang kerap kosong.
Pihaknya juga sempat mengadakan pertemuan dengan dinas terkait, dalam hal ini Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, bersama dengan para pelaku usaha penggilingan gabah di Bangli.
Pertemuan itu membahas soal kelangkaan solar.
"Pihak dinas masih berupaya menganggulangi hal ini.
Karena stok solar datangnya dari perushaan.
Saya pribadi harapannya agar aturan pembelian solar diubah. Jadi ketika di SPBU yang ditunjuk stoknya kosong, kita bisa beli dari SPBU lain yang menjadi cadangan," ucapnya.

Pria 31 tahun ini menambahkan, walaupun sementara ini menggunakan Dexlite yang notabene lebih mahal, pihaknya tidak ada menaikkan upah penggilingan gabah.
Upah penggilingan tetap 10 banding 1.
Artinya jika harga setiap 10 kilogram beras, Dewa Bayu mendapat upah 1 kilogram.
"Kalaupun kita menyiasati harga BBM dengan menaikkan ongkos penggilingan kan tidak mungkin.