Berita Bali
TRAGEDI Bom Bali I, Pada 12 Oktober 2002, Simak Ulasan Pengamat Terorisme Unud
Pasalnya, Bali dikenal sebagai kawasan wisata yang tentunya diminati oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Lebih lanjut, Bagus Surya menuturkan, kelompok teroris terus beradaptasi dari waktu ke waktu.
Terorisme masih ada untuk menyebarkan ideologi, dan narasi-narasi yang mereka percayai.
Ia menjelaskan, aksi terorisme dapat dianalogikan seperti sleeping cells.
Sel yang seharusnya tertidur, tapi malah terbangun.
“Kalau soal terorisme saat ini, mereka terus beradaptasi dengan kondisi yang ada.
Mereka tetap ada untuk menyebarkan ideologi dan narasi-narasi yang mereka percayai sesuatu yang benar untuk dilakukan.
Bisa dianalogikan seperti sleeping cells, sel yang tertidur.
Kelompok terorisme ini seperti sesuatu yang harusnya tertidur, tapi mereka (teroris) malah terbangun,” jelasnya.
Adaptasi dapat dilihat dari oknum yang melakukan penyerangan tersebut.
Pasalnya, serangan aksi terorisme mulanya dilakukan oleh satu orang.

Seiring berjalannya waktu dan adaptasi yang dilakukan, kini serangan aksi terorisme dilakukan oleh satu keluarga.
Tak berhenti sampai disitu, Bagus Surya menuturkan, adanya perkembangan teknologi turut mendorong mengakarnya gerakan tersebut.
Mulai dari mempermudah perekrutan, hingga komunikasi yang dilakukan antar individu di dalam kelompok teroris tersebut.
“Strategi aksi terorisme pasti akan beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini.
Jadi jelas peran teknologi akan mempermudah bagaimana cara mereka berkomunikasi dan mengembangkan jaringannya.