Berita Buleleng

Siaran TV Analog akan Dihentikan, Bantuan STB Tak Kunjung Disalurkan, Ini Penjelasan KPID Bali

Tinggal beberapa hari lagi siaran televisi analog akan resmi dihentikan di Buleleng, atau tepatnya mulai 2 November 2022 mendatan

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Marianus Seran
Istimewa
Foto: Istimewa/ KPID Bali saat berkoordinasi ke kantor Bupati Buleleng terkait persiapan Buleleng jelang dihentikannya siaran televisi analog, Rabu (19/10).  

 


TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Tinggal beberapa hari lagi siaran televisi analog akan resmi dihentikan di Buleleng, atau tepatnya mulai 2 November 2022 mendatang.

Namun bantuan Set Top Box (STB) dari pemerintah pusat untuk masyarakat miskin hingga saat ini belum ada kejelasan.

Bahkan, siaran yang berhasil ditangkap di Buleleng oleh TV digital juga masih minim, rata-rata hanya empat hingga delapan siaran. 


Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali Agus Astapa mengatakan, belum tersalurnya bantuan STB dari pemerintah pusat memang menjadi masalah ditingkat nasional. 

Baca juga: Tangani Bencana, Pemprov Bali Miliki BTT Rp 35 Miliar

Agus mengaku pihaknya hanya turut membantu  mensosialisasikan  mitigasi siaran televisi dari analog ke digital ini ke masyarakat, agar saat dihentikan masyarakat tidak terkejut. 


"STB itu kebijakan Kominfo pusat. Kita hanya membantu mensosialisasikan, agar masyarakat tidak terkejut.

Untuk menangkap siaran TV digital perlu salah satu alat sederhana yakni STB.  Kami sudah coba komunikasikan ke pusat, kami menunggu kebijakan pusat saja, dan kami yakin negara pasti sudah memikirkan hal ini," terangnya. 


Sementara Kepala Dinas Kominfo Buleleng, Ketut Suwarmawan mengatakan, masyarakat Buleleng sebagian besar sudah terbiasa menggunakan parabola.

Baca juga: Update: Pria Hanyut di Sungai Ayung Sempat Membersihkan Sisa Material Bersama, Ini Cerita Saksi

Disamping itu dengan kecanggihan teknologi, masyarakat juga ada yang sudah menggunakan smart TV atau menggunakan jaringan internet untuk menonton televisi.

Sehingga peralihan dari analog ke digital ini diyakini Suwarmawan tidak banyak berpengaruh pada masyarakat.

"Masyarakat masih bisa nonton melalui media parabola atau internet. Sedangkan STB ini alat untuk switch dari tv analog agar bisa berfungsi ke digital," katanya. 
 
Disinggung terkait tangkapan siaran televisi digital di Buleleng, Suwarmawan menyebut hanya di wilayah kota Singaraja lah yang paling banyak mendapat mengakses siaran hingga 24.

Sementara di Kecamatan lain, rata-rata hanya empat hingga delapan siaran, tergantung topografi dari masing-masing daerah. 


Suwarmawan juga menyebut, sejak dua bulan yang lalu pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk bantuan 30 ribu STB bagi masyarakat miskin.

Namun setelah divalidasi kembali, masyatakat yang membutuhkan STB hanya sekitar 22 ribu. Penurunan ini terjadi setelah desa melakukan survei, bahwa masyarakat miskin rata-rata kini tidak memiliki televisi.

Baca juga: Sembilan Pura dan Tiga Infrastruktur Rusak di Abiantuwung Tabanan

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved