Kesehatan
Penanganan Pertama Gejala Gangguan Ginjal Akut Pada Anak, Perhatikan Volume dan Intensitas Kencing
asus gagal ginjal akut misterius pada anak mulai menjadi perhatian, lantas apa yang harus dilakukan sebagai penanganan awal gejala gangguan ginjal?
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kasus gagal ginjal akut misterius pada anak mulai menjadi perhatian, lantas apa yang harus dilakukan sebagai penanganan awal gejala gangguan ginjal?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memberikan penanganan pertama gejala gangguan ginjal akut yang menyerang anak-anak dibawah umur 6 tahun ini.
Seperti dilansir dari Kompas.com pada Minggu 23 Oktober 2022, orangtua wajib mengetahui siklus, volume dan intensitas kencing yang dilakukan oleh sang buah hati.
Berdasarkan temuan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), beberapa gejala yang muncul dari gangguan ginjal akut misterius ini adalah batuk, pilek, diare, hingga muntah.
Baca juga: INILAH Sebaran Kasus Gangguan Ginjal Akut di Sejumlah Daerah, Kini Total 133 Anak Meninggal
Gejala selanjutnya yang akan muncul beberapa hari setelah batuk, pilek, diare, muntah, dan demam adalah tidak bisa buang air kecil.
Pasalnya, tidak ada urine yang muncul seperti yang dialami seorang penderita dehidrasi berat pada umumnya.
Penanganan kasus gagal ginjal akut misterius
Dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan Kurniawan Satria Denta mengatakan, penanganan penyakit gagal ginjal akut misterius tersebut tergantung pada gejala yang terjadi.
Menurutnya, jika gejala yang muncul adalah demam, maka cukup dengan kompres hangat dan penuhi kebutuhan cairan tubuh.
Namun, orangtua harus segera membawa anak ke rumah sakit apabila tidak ada kencing selama 6 jam.
"Kalau tidak ada kencing selama 6 jam di luar jam tidur, segera bawa ke fasilitas kesehatan," kata dr Denta pada Jumat 21 Oktober 2022 lalu.
Baca juga: Kebiasaan Baik untuk Jaga Kesehan Ginjal Anda, Bisa Dilakukan Tiap Pagi Lho, Apa Saja?
Gejala bisa berbeda-beda
Dr. Denta menjelaskan, tidak adanya air kencing selama 6 jam bisa dijadikan patokan untuk membawa anak ke rumah sakit.
Kendati demikian, ia menyebut gejala masing-masing pasien bisa berbeda.
"Bisa beda-beda, tidak mesti sama tiap pasien. Gejala juga belum pasti didahului demam," katanya lagi.