KTT G20 di Bali
Sebanyak 70 Persen Lebih Masyarakat di Indonesia Tak Paham Apa Itu KTT G20
Rupanya banyak masyarakat khususnya di Indonesia yang belum mengetahui apa itu KTT G20.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Rupanya banyak masyarakat khususnya di Indonesia yang belum mengetahui apa itu KTT G20.
Perhelatan yang akan dihadiri oleh para delegasi dan pimpinan dari berbagai Negara anggota G20 ini akan berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang.
Usman Kansong selaku Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Menkominfo mengatakan terdapat beberapa hal yang menyebabkan Event KTT G20 ini tak dikenal oleh masyarakat.
“Persoalan G20, isu-isu G20 seperti tema dan bahasanya tinggi sehingga tidak membumi. Bahkan jika disebutkan dengan kata ‘kerjasama ekonomi multilateral’ katanya itu saja sudah susah dipahami,” kata, Usman pada, Rabu 26 Oktober 2022.
Hal tersebut lah yang membuat masyarakat tak memahami apa itu Event KTT G20 yang sebenarnya.
Bahkan menurut dua lembaga survey indikator dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) masyarakat Indonesia yang mengetahui Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 hanya sejumlah 32 persen saja.
Sedangkan masyarakat sisanya yang berjumlah 70 persen lebih tidak mengetahui bahwa Indonesia khususnya Bali akan dijadikan tuan rumah untuk KTT G20.
“Nah ini menjadi pekerjaan besar di Menkominfo, karena kita mendapat tugas dari Presiden untuk membumikan G20 agar dipahami oleh masyarakat yang juga ada didesa-desa bukan hanya di Ibukota. Justru didalam negeri kita hadapi kesulitan menghadapinya,” imbuhnya.
Bahkan jika dianalogikan, Presiden RI Joko Widodo meminta perhelatan KTT G20 ini dapat dimaknai seperti merayakan peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus.
Dimana seperti terdapat pemasangan bendera dihampir semua tempat, dan terdapat kegiatan berupa lomba-lomba.
Maka dari itu, ia melakukan kerjasama dengan beberapa influencers di Indonesia untuk membantu mensosialisasikan apa itu G20 pada masyarakat.
“Ini tugas saya dan saya tidak bisa melakukan itu sendirian karena itu kami memohon bantuan teman-teman influencers. Untuk bisa membantu membumikan pesan-pesan G20 kepada masyarakat publik, ibu-ibu bahkan kepada anak-anak,” tandasnya.
Sosialisasi pada masyarakat ini pun dikatakan oleh, Usman tentu saja dengan bahasa yang informal serta mudah dimengerti oleh semua kalangan dan followers influencer.
Sehingga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan.
Para influencers ini hanya memiliki waktu 3 minggu untuk mensosialisasikan G20 pada masyarakat.