G20 di Bali
Ada 2.133 Wartawan dari Seluruh Dunia Liput KTT G20 di Nusa Dua Bali
Dari total 2.133 wartawan dari berbagai negara di seluruh dunia yang terakreditasi untuk meliput, ada sebanyak 2.051 wartawan yang hadir langsung meli
Penulis: Sunarko | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, NUSA DUA - Pada Kamis 10 November 2022 hari ini pihak panitia urusan media Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 membuka pengambilan kartu identitas peliputan (ID Badge) untuk para jurnalis yang meliput pertemuan puncak itu.
KTT akan dihadiri oleh para kepala negara/pemerintahan dari 20 negara anggota G20 dan kepala negara dari 9 negara undangan.
Menurut penjelasan Usman Kansong, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo, ada sebanyak 2.133 jurnalis terakreditasi untuk peliputan KTT G20 yang lokasi utamanya di kawasan ITDC Nusa Dua, Badung, Bali.
Registrasi untuk media peliputan KTT G20 sudah dibuka sejak dua bulan lalu dan pada akhir Oktober 2022, resgistrasi telah ditutup.
Dari total 2.133 wartawan dari berbagai negara di seluruh dunia yang terakreditasi untuk meliput, ada sebanyak 2.051 wartawan yang hadir langsung meliput di lokasi atau venue KTT. Sisanya meliput secara virtual dengan akses khusus.
Para jurnalis itu berasal dari 435 organisasi/perusahaan media, yang terdiri dari 364 organisasi media internasional dan 71 nasional.
Media Center untuk peliputan KTT G20 mulai beroperasi tanggal 13 November 2022, yang dipusatkan di BICC (Bali International Convention Centre), The Westin Resort, Nusa Dua, Badung, Bali.
Media Center akan buka mulai pukul 08.00 Wita hingga 22.00 setiap hari sampai tanggal 17 November 2022.
Baca juga: Lewati Tol Bali Mandara, Tamu Negara dan Delegasi KTT G20 di Bali Tetap Membayar dengan Tarif Normal
Menurut keterangan Usman Kansong, hanya ada tiga kelompok jurnalis yang bisa meliput/masuk ke venue atau lokasi utama tempat KTT berlangsung di The Apurva Kempinski Nusa Dua.
Mereka adalah media resmi yang melekat (inherent) dengan delegasi KTT G20. Kemudian host media yang secara khusus disiapkan oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Kemenkominfo RI.
Pihak host media itu nanti yang akan mensuplai berita, foto, dan video mengenai acara-acara yang dihadiri para pemimpin puncak G20. Suplai dari mereka bisa didistribusikan ke Media Center.
Pengambilan ID Badge media ini berlangsung hinggal tanggal 13 November 2022.
Mengapa Disebut G20, Padahal Lebih 20 Negara Yang Terlibat?
Baca juga: Satgas Pengamanan KTT G20 di Bali Sudah Ngepos, Jenderal Dudung Suntik Motivasi Prajurit
Mengapa disebut G20?
Sepertinya tidak sedikit yang bertanya demikian. Mengapa?
Sebab, dalam pertemuan-pertemuan G20, jumlah negara yang hadir memang bisa lebih dari jumlah anggota G20.
Bahkan, riilnya negara-negara yang terlibat dalam G20 juga lebih dari 20 negara.
G20 adalah singkatan dari “Group of 20”, yang terjemahannya adalah Kelompok 20. Namun, Kelompok 20 itu tidak berarti bahwa yang tercakup di dalamnya adalah 20 negara saja. Mari kita lihat!
Sejak didirikan pada tahun 1999, para anggota G20 terdiri dari 19 negara dan 1 uni (kesatuan) ekonomi, yakni Uni Eropa (UE).
UE sebetulnya terdiri dari 27 negara anggota yang dominan berada di kawasan Eropa Barat, meskipun kini keanggotaan UE meluas hingga mencakup negara-negara di Eropa Timur.
Perkembangan terakhir, Ukraina menjadi kandidat anggota baru UE, isu yang membuat Rusia berang dan disebut-sebut sebagai salah-satu pemicu serangan Rusia atas Ukraina. Rusia bukanlah anggota UE.
Dalam konteks G20, UE ternyata dihitung sebagai 1 anggota, sehingga ditambah 19 anggota lainnya, tepatlah disebut G20 atau Group of 20 atau Kelompok 20.
G20 dibentuk pada tahun 1999 setelah krisis keuangan menghajar sebagian negara Asia (termasuk Indonesia), yang dampaknya ternyata merembet hingga ke skala global.
Agar krisis keuangan global tak terulang, disadari kemudian untuk membuat forum diskusi dengan melibatkan negara-negara dalam jumlah lebih banyak. Bukan hanya negara-negara maju dan berpendapatan tinggi, tetapi juga negara-negara yang berpendepatan menengah, namun memiliki pengaruh ekonomi sistemik, termasuk Indonesia.
Sebelum kemunculan G20, sudah ada forum G8 yang terdiri dari negara-negara maju dan kaya seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Rusia.
Tetapi, pada tahun 2014 Rusia dikeluarkan dari G8 setelah pencaplokan wilayah Crimea oleh pasukan Rusia, sehingga kini G8 berubah menjadi G7.
Karena pembentukannya dipicu oleh krisis keuangan global yang terasa pada 1997-1999, maka tujuan forum G20 adalah sebagai salah-satu upaya untuk menemukan solusi atas kondisi ekonomi global.
Awalnya, G20 ini hanya menyatukan pada menteri keuangan (menkeu) dan gubernur bank sentral dari dua puluh anggotanya.
Baca juga: Satgas Pengamanan KTT G20 di Bali Sudah Ngepos, Jenderal Dudung Suntik Motivasi Prajurit
Dengan kata lain, pertemuan level tertingginya hanya dihadiri para menkeu dan gubernur bank sentral negara-negara anggotanya.
Namun setelah krisis keuangan global tahun 2008 yang dimulai dari Amerika Serikat (AS), pertemuan tahunan G20 ditingkatkan levelnya, sehingga mencakup pertemuan para pemimpin negara/pemerintahan atau disebut G20 Summit, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Jadi, KTT sebetulnya adalah salah-satu saja dari sekian level pertemuan yang diadakan oleh G20.
Ada juga pertemuan tingkat menteri, juga pertemuan kelompok kerja (working groups) dan pertemuan kelompok pelibatan (engagement groups) yang diadakan beberapa kali dalam tahun.
KTT pertama G20 diadakan pada 14-15 November 2008 di Washington, AS.
Pada kesempatan itu, para pemimpin negara anggota melakukan koordinasi respon global terhadap dampak krisis keuangan yang terjadi di AS saat itu, dan sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan.
Untuk mempersiapkan KTT setiap tahunnya, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20, bersama-sama dengan para perwakilan pemimpin negara (yang disebut sherpa) melakukan beberapa kali pertemuan dalam setahun.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-17 G20 akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada 15-16 November 2022.
Anggota G20 adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Spanyol juga diundang sebagai tamu tetap.
Setiap tahun, tuan rumah juga mengundang negara-negara tamu untuk ikut ambil bagian penuh dalam pertemuan-pertemuan G20. Beberapa organisasi internasional dan regional juga turut berpartisipasi, memberikan ruang representasi yang lebih luas di dalam forum G20. (*)