Berita Tabanan
Relawan Bangun Jembatan Darurat Secara Swadaya di Desa Tua Tabanan, Biaya Rp 35 Juta
Relawan sekaa demen membangun jembatan darurat secara swadaya di Tabanan, menelan biaya sekitar Rp 35 juta.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Relawan sekaa demen di Banjar Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, membangun jembatan darurat secara swadaya, tanpa bantuan pemerintah.
Warga merasa lelah karena harus terus memutar, sejak jembatan Banjar Cau Desa Tua putus pada 17 Oktober 2022 karena terjangan air bah.
Pembangunan jembatan ini menelan biaya sekitar Rp 35 juta.
Hasil pemantauan di lapangan, Jumat 11 November 2022, jembatan sudah terpasang dengan kokoh.
Jembatan menggunakan besi dan juga pelat besi.
Baca juga: Relawan Sekaa Demen Bangun Jembatan Putus di Desa Tua Secara Swadaya, Telan Biaya Rp 35 Juta
Dengan besi sebagai pondasi kemudian terikat dengan tali seling yang ditancapkan di aspal sebagai penguat.
Puluhan warga Banjar Cau dan beberapa warga di Banjar lainnya pun tampak menggunakan jembatan untuk diujicobakan, baik yang berjalan kaki dan menggunakan sepeda motor.
Warga melintas bolak-balik, memastikan bahwa setelah dilakukannya upacara pemakuhan (memakuh) dan mencaru ini maka tidak akan ada warga yang sampai terjatuh.
Pendek kata, meminta keselamatan, tidak terjadi kecelakaan.
Warga menggelar upacara di sisi timur jembatan.
Dengan mendirikan tenda seorang pemuka agama Hindu juga memimpin upacara pemakuhan dan mencaru yang dilanjutkan dengan warga menyantap makanan upacara berupa babi guling.
Warga atau relawan itu bergotong-royong mulai dari pagi hingga siang hari, dan dipantau oleh polisi.
Ketua Relawan Sekaa Demen Banjar Cau, Ketut Dingkrik mengatakan, saat ini dilakukan upacara pemakuhan dan mencaru untuk meminta keselamatan setelah jembatan yang selesai dibangun selama tiga hari itu berdiri kokoh.
Pembangunan jembatan dilakukan mulai dari pengumpulan bahan baku, hingga pemasangan yang dilakukan mulai dari kemarin.
Hal ini dilakukan relawan karena tidak adanya kejelasan dari Pemerintah Kabupaten Tabanan, untuk pendirian jembatan darurat.