G20 di Bali

Hadiri KTT G20 di Bali, PM Kanada dan PM Inggris Minum Bir Sambil Bahas Dampak Rusia dan Ukraina

Hadiri KTT G20 di Bali, PM Kanada dan PM Inggris Minum Bir Sambil Bahas Dampak Rusia dan Ukraina

AP via Dailymail
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak asyik nongkrong berdua di sebuah kafe di Bali, Indonesia pada Senin (15/11/2022). 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau dan Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak bertemu dalam suasana berbeda disela-sela KTT G20 di Bali, Senin (15/11/2022).

Keduanya memilih nongkrong di Bumbu Bali Arts Cafe, di kawasan Nusa Dua Bali sembari minum bir.

Tampak Justin Trudeau menikmati bir Bintang, minuman ini paling digemari para turis asing saat datang ke Bali.

Sementara koleganya Rishi Sunak minum jus mangga.

Baca juga: Kepatuhan Pengguna Jalan Terhadap Pemberlakuan Ganjil Genap Saat KTT G20 Capai 88 Persen

PM dan mitranya dari Kanada menikmati minuman dan makanan ringan sambil mengobrol.

Mr Sunak berharap untuk menggunakan pertemuan negara-negara kuat di Bali untuk menopang dukungan untuk Ukraina melawan agresi Rusia.

Dia juga mencari titik temu tentang bagaimana mengimbangi dampak dari melonjaknya harga energi global terhadap perekonomian.

Sunak bertanya kepada Trudeau tentang kunjungannya ke KTT ASEAN baru-baru ini dari negara-negara Asia Tenggara.

Dia mengaku tertarik karena Inggris sekarang memiliki kecenderungan Indo-Pasifik untuk kebijakan luar negerinya.

Baca juga: Wellness Indonesia Jadi Kekuatan UMKM Masa Depan Lewat Ajang G20

Para pemimpin juga berbicara tentang kemungkinan aksesi Inggris ke pakta perdagangan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), yang akan memungkinkan Inggris untuk bekerja lebih erat dengan ekonomi Lingkar Pasifik.

Sunak tiba di Indonesia kemarin pagi untuk memulai KTT G20 di Bali selama dua hari, 15-16 November 2022.

Pembicaraannya dengan Trudeau adalah yang pertama dari serangkaian pertemuan yang direncanakan dengan para pemimpin negara Anggota G20.

Acara tersebut tampaknya akan didominasi oleh dampak dari perang Ukraina, yang telah memperburuk tantangan ekonomi global, mendorong harga pangan dan energi di seluruh dunia.

Perpecahan konflik begitu dalam sehingga ada ketidakpastian mengenai apakah para pemimpin akan dapat menyetujui sebuah komunike.

Tidak akan ada kecaman atas invasi tersebut karena Rusia, anggota G20, tidak akan setuju untuk mengutuk dirinya sendiri.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved