Berita Buleleng

Sempat Jadi Korban Perampokan, Mantan Ketua DPRD Buleleng Sudarmaja Duniaji Tutup Usia

Mantan Ketua DPRD Buleleng periode 1999-2004, Nyoman Sudarmaja Duniaji tutup usia. Sebelumnya ia sempat jadi korban perampokan.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Keluarga menunjukan foto Nyoman Sudarmaja Duniaji semasa hidup, Selasa (6 Desember 2022) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA -  Mantan Ketua DPRD Buleleng periode 1999-2004, Nyoman Sudarmaja Duniaji tutup usia. Ia meninggal dunia akibat sakit diabetes, yang diderita sejak 2010 lalu.

Sejumlah pejabat nampak ramai mendatangi rumah duka Sudarmaja Duniaji, yang terletak di Desa Bubunan, Kecamatan Seririt, Buleleng pada Selasa (6/12). Mereka datang melayat sekaligus menyampaikan rasa duka kepada keluarga besar almarhum. 

Sudarmaja Duniaji meninggal dunia di RSUD Buleleng pada Minggu (4/12) sore kemarin. Ia meninggal di usia 67 tahun.

Pria yang juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum KONI Buleleng periode 2000-2004 ini meninggalkan seorang  istri bernama Luh partini, serta empat orang anak dan enam orang cucu.

Keluarga rencananya akan menggelar upacara ngaben pada Jumat (9/12).

Duniaji divonis sakit diabates sejak 2010, dan mulai menjalani terapi insulin pada 2019. Kondisi kesehatannya pun terus menurun, hingga harus bolak-balik menjalani opname di rumah sakit.

Terakhir, diabates itu juga menyerang pendengaran dan batang otaknya, sehingga Duniaji susah bicara, minum dan makan. Bahkan akibat penyakit tersebut, Duniaji juga sempat hilang ingatan dan stroke ringan.

Semasa hidupnya, Sudarmaja Duniaji terkenal sebagai tokoh politik yang tergabung dalam Partai PDIP.

Untuk bergabung di PDIP tidak lah mudah, sebab di wilayah Seririt dulunya dikuasai oleh partai dari bendera lain. 

Baca juga: 12 Warga Meninggal Akibat Suspek Rabies, Pemkab Buleleng Didesak Tetapkan KLB Rabies

Ia sempat menjadi korban penganiayaan berkedok perampokan pada 1991.

"Dulu ada isu katanya di rumah banyak nyimpan uang, karena bapak dulu sudah menjabat sebagai Ketua PAC. Hampir meninggal karena bapak sempat ditebas pakai klewang, kena bagian pelipisnya. Itu kedoknya perampokan, tapi sebenarnya memang mau menganiaya bapak," ungkap Mega Paramitha Dewi, anak ke empat almarhum Duniaji.

Dimata Mega, Duniaji merupakan sosok ayah yang bertanggung jawab, sayang dengan anak dan cucu-cucunya. Meski sibuk dengan pekerjaan sebagai Ketua DPRD Buleleng, Duniaji selalu menyempatkan waktu berkumpul dan bersendagurau dengan keluarga besarnya, setiap enam bulan sekali.

Saat menjabat sebagai Ketua DPRD, Duniaji sempat ikut pesta demokrasi, dengan mencalonkan diri sebagai Bupati Buleleng di Pilkada 2002 namun kalah. Ia kemudian sempat tersandung kasus korupsi, menyalahgunakan wewenang dengan cara menyusun dan menrumuskan anggaran dan belanja DPRD Buleleng, untuk digunakan tirtayatra ke India bersama sejumlah wakil DPRD Buleleng lainnya.

Setelah menghirup udara bebas, pada 2021 Duniaji memutuskan untuk ngayah, menjadi pemangku di merajan keluarganya. Mega menyebut, banyak pelajaran yang diambil oleh keluarga, dari perjalanan sang ayah menjadi tokoh politik.

Hal itu lah yang membuat ia bersama adik dan kakak-kakaknya enggan untuk meneruskan langkah sang ayah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved