BBM Langka

Sopir DLHP Klungkung, Bali Antre 2 Jam Untuk Isi BBM di SPBU, Pengakutan Sampah Sempat Terhambat

Sopir DLHP Klungkung, Bali harus antre 2 jam hanya untuk isi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU, pengakutan sampah sempat terhambat.

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Truck antre bahan bakar di SPBU di Jalan Raya Banjarangkan, Klungkung, Rabu (7 Desember 2022). Sopir DLHP Klungkung, Bali harus antre 2 jam hanya untuk isi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU, pengakutan sampah sempat terhambat. 

SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - Antrean untuk mengisi bahan bakar solar juga, juga dialami armada DLHP (Dinas Lingkunan Hidup dan Pertanahan Klungkung).

Bahkan layanan angkut sampah sore hari agak terlambat, karena armada harus antre isi bahan bakar solar di SPBU.

Kepala DLHP Klungkung I Ketut Suadnyana menjelaskan, pengisian terhadap 17 unit truk pengangkut sampah harus sudah terisi sehari sebelumnya. Pengisin bahan bakar dilakukan setiap hari, pada saat sore hari.

Hanya saja saat pengisian bahan bakar ini, para sopir DLHP harus antre selama 2 jam di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar).

"Para sopir kita harus kerja lebih ektra untuk mengantre BBM hingga memakan waktu 2 jam di SPBU," ujar Suadnyana, Rabu (7 Desember 2022).

Bahkan kondisi ini mempengaruhi pelayanan DLHP. Karena harus antre untuk mengisi bahan bakar, layanan buang sampah pada sore harinya sempat agak terlambat.

"Pengangkutan sampah di sore hari kita sempat sedikit terlambat akibat antrean BBM ini. Jadi sekarang kami tuntaskan angkut sampah dulu, baru isi bahan bakar," ungkap Suadnyana.

Disisi lain, beberapa sopir memang ada keluhan karena jenuh harus antre lama untuk isi BBM. Bahkan sopir terkadang menunda pulang, untuk antre bahan bakar dulu ke SPBU agar pelayanan tidak terhambat.

"Meski ada antrean bahan bakar, kami pastikan pelayanan selama ini masih tetap berjalan seperti biasanya," jelas Suadnyana. 

Baca juga: BBM Solar Langka Sebabkan Pengangkutan Sampah di Buleleng, Bali Terlambat

Untuk diketahui, total sampah yang harus diangkut setiap harinya di Klungkung rata-rata mencapai 30 - 50 ton, dengan menggunakan 17 unit armada truk.

Selanjutnya sampah itu diolah baik menjadi pupuk maupun bricket untuk bahan bakar listrik di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center, di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung.

Residu sampah kemudian dibawa ke eks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sente, Desa Pikat Kecamatan Dawan. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved