Berita Bangli
Antisipasi Cuaca Buruk, Petani di Bangli Pilih Tanam Mentimun daripada Cabai
Tingginya curah hujan di Bangli jelang akhir tahun sangat berdampak pada tanaman. Salah satu yang paling rentan rusak adalah tanaman cabai.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Tingginya curah hujan di Bangli jelang akhir tahun sangat berdampak pada tanaman.
Salah satu yang paling rentan rusak adalah tanaman cabai.
Mengantisipasi dampak kerugian, petani kini beralih untuk menanam mentimun.
Salah satunya I Nengah Arnata saat ditemui Rabu (7/12/2022).
Baca juga: Sempat Terdengar Suara Ledakan, Belasan Ribu Ayam Boiler Mati Terpanggang di Susut, Bangli, Bali
Menurutnya sebagai petani, tidak hanya mengejar keuntungan besar, namun juga harus mampu menilai risiko.
Terlebih pada musim cuaca buruk petani dituntut untuk lebih kreatif dan jeli dalam memilih tanaman mana yang cocok.
"Dengan demikian petani dapat memproleh keuntungan dan meminimalisir potensi kerugian," ucapnya.
Dalam hal ini Arnata lebih memilih untuk menanam mentimun daripada cabai.
Baca juga: Dua Ibu Hamil di Bangli Bali Reaktif HIV, Simak Penjelasannya Berikut Ini
Alasannya karena mentimun dinilai lebih kuat saat musim penghujan.
Petani asal Banjar Pucangan, Desa Kayubihi, Bangli ini tidak menampik jelang-jelang akhir tahun ini, harga cabai dipastikan meroket.
Naiknya harga cabai selain karena permintaan yang tinggi, juga dipengaruhi stok yang sedikit.
Ini karena banyak tanaman cabai yang berpotensi rusak akibat musim hujan.
Baca juga: BBM Solar Langka di Beberapa SPBU di Bangli, Antrean Mengular Hingga 1 Kilometer Lebih
"Tanaman cabai itu rentan rusak saat musim hujan. Memang harganya tinggi, tapi potensi kerugian akibat kerusakan tanaman juga besar," ungkapnya.
Imbuh Arnata, alasan pihaknya memilih mentimun selain karena lebih kuat cuaca buruk, harga mentimun saat ini juga cukup bagus.
"Kalau di tingkat petani, sebelumnya harga mentimun Rp3 ribu per kilo. Tapi saat ini mencapai Rp6 ribu per kilo sampai Rp7 ribu per kilo," sebutnya.
