Berita Badung

Gangguan Niskala Hingga Cuaca Buruk! Akibatkan Proyek Samigita Dapat Penangguhan Waktu 42 Hari

Menurut informasi yang didapat, cuaca ekstrem yang terjadi sangat mengganggu pekerja termasuk hujan angin.

Agus/Tribun Bali
Proyek penataan pantai Seminyak, Legian dan Kuta (Samigita) Bali, dipastikan tidak bisa rampung 100 persen, sampai akhir Desember 2022. Hal itu karena tidak didukungnya oleh faktor cuaca, dan adanya unsur gangguan secara niskala. Perpanjangan waktu pun selama 42 hari kalender, dan dipastikan rampung pada awal Februari 2023 mendatang. Menurut informasi yang didapat, cuaca ekstrem yang terjadi sangat mengganggu pekerja termasuk hujan angin. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Proyek penataan pantai Seminyak, Legian dan Kuta (Samigita) Bali, dipastikan tidak bisa rampung 100 persen, sampai akhir Desember 2022.

Hal itu karena tidak didukungnya oleh faktor cuaca, dan adanya unsur gangguan secara niskala.

Perpanjangan waktu pun selama 42 hari kalender, dan dipastikan rampung pada awal Februari 2023 mendatang.

Menurut informasi yang didapat, cuaca ekstrem yang terjadi sangat mengganggu pekerja termasuk hujan angin.

Baca juga: Percantik Ikon Badung, Bupati Badung Tinjau Penataan Pantai SAMIGITA

Baca juga: Gagal Dapat Dana PEN, Badung Terpaksa Gunakan APBD Untuk Proyek Samigita

Proyek penataan pantai Seminyak, Legian dan Kuta (Samigita) dipastikan tidak bisa rampung 100 persen, sampai akhir Desember 2022.

Hal itu karena tidak didukungnya oleh faktor cuaca, dan adanya unsur gangguan secara niskala.

Perpanjangan waktu pun selama 42 hari kalender, dan dipastikan rampung pada awal Februari 2023 mendatang.

Menurut informasi yang didapat, cuaca ekstrem yang terjadi sangat mengganggu pekerja termasuk hujan angin.
Proyek penataan pantai Seminyak, Legian dan Kuta (Samigita) dipastikan tidak bisa rampung 100 persen, sampai akhir Desember 2022. Hal itu karena tidak didukungnya oleh faktor cuaca, dan adanya unsur gangguan secara niskala. Perpanjangan waktu pun selama 42 hari kalender, dan dipastikan rampung pada awal Februari 2023 mendatang. Menurut informasi yang didapat, cuaca ekstrem yang terjadi sangat mengganggu pekerja termasuk hujan angin. (Agus/Tribun Bali)

 

Untuk unsur niskala kerap terjadi hal-hal yang aneh, yang dikerjakan oleh buruh proyek.

Misalnya dalam pengangkatan patung dengan berat 2,7 ton, selalu macet dan terhambat.

Meski mesin derek yang digunakan mengangkat kapasitasnya 10 ton.

Namun setelah melakukan upacara niskala, dengan memberikan sesajen dan upacara sesuai agama Hindu di Bali.

Baru proses peletakan patung bisa dilaksanakan dengan baik.

Hal-hal yang di luar logika itu pun, turut menghambat proses pengerjaan proyek ini.

Menurut informasi yang didapat, cuaca ekstrem yang terjadi sangat mengganggu pekerja termasuk hujan angin.
Menurut informasi yang didapat, cuaca ekstrem yang terjadi sangat mengganggu pekerja termasuk hujan angin. (Agus/Tribun Bali)

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung, IB Surya Suamba, tidak menampik hal tersebut.

Pihaknya mengaku realisasi pekerjaan hingga 24 Desember 2022, mencapai 92,714 persen.

Namun hingga akhir tahun diperkirakan sudah mencapai 95 persen.

"Proyek ini sesuai kontrak sejatinya harus sudah selesai per 26 Desember 2022, akan tetapi karena berbagai faktor tidak dapat terpenuhi.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved