Berita Bangli

Kasus Nekat Akhiri Hidup di Bangli Turun Drastis Sepanjang 2022, Ini Penjelasan Polres Bangli

Sempat marak di tahun 2020, kasus nekat akhiri hidup (bunuh diri) di Bangli pada tahun 2022, mengalami penurunan drastis.

mer
Wakapolsek Bangli, Kompol I Wayan Suka. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Sempat marak di tahun 2020, kasus nekat akhiri hidup (bunuh diri) di Bangli pada tahun 2022, mengalami penurunan drastis.

Hingga 28 Desember 2022, kematian akibat bunuh diri di Bangli tercatat sebanyak 9 kasus.

Diketahui angka kematian akibat nekat akhiri hidup pada tahun 2020 tercatat sebanyak 20 kasus.

Jumlah ini mengalami penurunan pada tahun 2021, dengan 12 kasus.

Baca juga: Dua Tersangka Pembunuh Gusti Mirah Dilimpahkan ke Kejari Badung Bali

Baca juga: Dua Tersangka Pembunuh Gusti Mirah Dilimpahkan ke Kejari Badung Bali

Ilustrasi mayat -Sempat marak di tahun 2020, kasus nekat akhiri hidup (bunuh diri) di Bangli pada tahun 2022, mengalami penurunan drastis.

Hingga 28 Desember 2022, kematian akibat bunuh diri di Bangli tercatat sebanyak 9 kasus.

Diketahui angka kematian akibat nekat akhiri hidup pada tahun 2020 tercatat sebanyak 20 kasus.

Jumlah ini mengalami penurunan pada tahun 2021, dengan 12 kasus.
Ilustrasi mayat -Sempat marak di tahun 2020, kasus nekat akhiri hidup (bunuh diri) di Bangli pada tahun 2022, mengalami penurunan drastis. Hingga 28 Desember 2022, kematian akibat bunuh diri di Bangli tercatat sebanyak 9 kasus. Diketahui angka kematian akibat nekat akhiri hidup pada tahun 2020 tercatat sebanyak 20 kasus. Jumlah ini mengalami penurunan pada tahun 2021, dengan 12 kasus. (Tribun Bali/Prima)

Wakapolres Bangli, Kompol I Wayan Suka, saat memimpin rilis akhir tahun Rabu (28/12/2022) mengungkapkan, kematian akibat bunuh diri di tahun 2022 kembali mengalami penurunan.

Di mana dari awal tahun hingga kini tercatat sebanyak 9 kasus.

"Kematian akibat bunuh diri ini kebanyakan dialami oleh orang tua, yang merasa depresi akibat sakit menahun," ucapnya.

Selain kasus bunuh diri, gangguan Kamtibmas lainnya yang terjadi ditahun 2022 meliputi penemuan mayat dua kali, meninggal dunia jatuh satu kali, meninggal dunia saat mendaki gunung satu kali, meninggal dunia tenggelam di danau satu kali.

Adapula berupa kebakaran pura dua kali, kebakaran rumah tiga kali, kebakaran dapur satu kali, bangunan roboh satu kali, jalan jebol akibat bencana alam dua kali, dan pohon tumbang lima kali.

Wakapolsek Bangli, Kompol I Wayan Suka.
Wakapolsek Bangli, Kompol I Wayan Suka. (mer)

Penurunan kasus lainnya sepanjang tahun 2022, yakni tindak pidana penyalahgunaan narkoba.

Pada tahun 2021, kata Wakapolres Bangli, tercatat sebanyak 23 kasus narkoba dengan penyelesaian 23 dan jumlah pelaku sebanyak 27 orang.

Sedangkan tahun 2022 jumlah kasus narkoba yang ditangani hanya 19 kasus dengan penyelesaian 19 dan pelaku sebanyak 20 orang.

"Ini artinya terjadi penurunan 4 kasus dalam rentang waktu setahun terakhir," ujarnya.

Disebutkan pula, pada tahun 2021 barang bukti yang berhasil diamankan berupa sabu-sabu sebanyak 4.97 gram netto atau 7,73 gram brutto dan jenis lainnya nihil.

Untuk di tahun 2022, barang bukti sabu yang disita sebanyak 6.338 gram netto atau 8,37 gram brutto dan jenis lainnya nihil.

"Tentunya ini menjadi warning bagi masyarakat agar selalu waspada dan bersama-sama untuk memerangi peredaran narkoba," tegas Wakapolres Bangli.

Wakapolsek Bangli, Kompol I Wayan Suka.
Wakapolsek Bangli, Kompol I Wayan Suka. (mer)

Selanjutnya untuk kasus kriminalitas selama setahun terakhir, terdapat sebanyak 136 kejadian dan penyelesaian 119 atau sekitar 87 persen.

Kasus kriminalitas di Bangli didominasi pencurian biasa, pencurian dengan pemberatan, pencurian ringan, hingga penipuan/penggelapan.

"Untuk kasus yang menonjol pencurian dengan pemberatan sebanyak sembilan kasus, pencurian kendaraan bermotor enam kasus, hingga penganiayaan berat satu kasus," sebutnya.

Sedangkan kasus yang mengalami peningkatan tren, dibandingkan tahun 2021 yakni kecelakaan lalu lintas.

Kompol Suka mengatakan di tahun 2021, kecelakaan lalu lintas sebanyak 60 kasus.

Sementara di tahun 2022, naik 168,33 persen menjadi 101 kasus.

"Korban meninggal dunia akibat kecelakaan juga mengalami peningkatan satu orang.

Di tahun 2021 jumlah korban tercatat lima orang, sedangkan tahun 2022 tercatat enam orang.

Untuk luka berat tahun 2021 nihil dan tahun 2022 juga nihil.

Sedangkan korban luka ringan di tahun 2021 sebanyak 67 orang dan di tahun 2022 sebanyak 129," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved