Pelanggaran HAM Berat
Kuburan Massal Korban G30S di Banjar Masean Jembrana Dibongkar 2015 Lalu, Warga Alami Kejadian Aneh
Banjar Masean, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana menjadi salah satu lokasi peristiwa berdarah Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Dengan dasar tersebut, akhirnya banyak pihak yang membantu baik dari moral dan juga pendanaan.
Termasuk dari pemerintah dan Ketua DPRD Jembrana saat itu, I Ketut Sugiasa. Ia memberikan dukungan alat berat beserta operasionalnya saat itu. Kemudian juga mendapat dukungan pengamanan dari pihak Polres Jembrana.
"Kami tidak ada maksud lain selain dasar kami hanya sesuai tujuan agar tempat mereka lebih layak dan diupacarai sesuai keyakinan," tegasnya.
Kemudian, kata dia, setibanya waktu pembongkaran kuburan, pihaknya bersama para panitia sempat kebingungan.
Pertama, mengenai lokasi kuburan. Sebab, pada lokasi pertama yakni di pinggir jalan ternyata kuburannya tak ditemukan.
Sehingga pihaknya keembali memperlebar pembongkaran. Sesuai petunjuk panglingsir setempat, pembongkaran dilakukan di tengah jalan, masih di lokasi yang sama.
"Saat itu, mungkin ada gangguan dari niskala. Karena titik awal itu di pinggir jalan. Ternyata sesuai petunjuk panglingsir ada di tengah jalan dan kita laksanakan," ungkapnya.
Sebelum membongkar jalan, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah melalui Dinas PUPR Jembrana.
Akhirnya, pihak pemerintah menyetujui hal tersebut dan akhirnya pembongkaran dimulai.
Pembongkaran tepat dilakukan di tengah jalan sepanjang sekitar 50 meter dengan kedalaman 2 meter.
Dengan kedalaman tersebut, kuburan pertama akhirnya terbongkar diikuti lubang lainnya di lima titik.
"Lubang pertama itu di atasnya terdapat batu. Dan ketika batu dibuka pertama kali, sempat mengeluarkan seperti asap. Setelah terlihat kerangka dan pakaian, tim INAFIS Polres Jembrana dan dipastikan bahwa itu kerangka manusia."
"Akhirnya dari sana mulai lega karena telah berhasil," ungkapnya.
Usai melakukan pembongkaran, para pihak keluarga korban G30S tersebut menggelar upacara pengabenan dengan banten Ancak Bingin.
Beberapa hari kemudian, pihak panitia juga melaksanakan upacara pecaruan sekala besar dengan tujuan pembersihan dan penyucian arwah para korban yang disebutkan sempat bergentayangan tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.