Berita Jembrana

Bocah 2 Tahun Diserang Anjing Liar yang Positif Rabies di Jembrana Bali, Simak Beritanya

Di sisi lain, dari tujuh sampel yang dikirim ke BBVet Denpasar sebelumnya, lima sampel otak dinyatakan positif.

TribunBali/DwiS
Ilustrasi - Di sisi lain, dari tujuh sampel yang dikirim ke BBVet Denpasar sebelumnya, lima sampel otak dinyatakan positif. 

TRIBUN-BALI.COM -  Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel otak anjing, yang menyerang siswa dan guru PAUD di Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, dinyatakan positif rabies, Senin 30 Januari 2023.

Pihak petugas Keswan-Kesmavet bakal segera melakukan vaksinasi rabies massal, di lingkungan setempat.

Di sisi lain, dari tujuh sampel yang dikirim ke BBVet Denpasar sebelumnya, lima sampel otak dinyatakan positif.

Sehingga total kasus anjing positif rabies di awal tahun 2023 menjadi 12 kasus.

Baca juga: 7 Orang Meninggal Suspek Rabies Sejak 2010 di Jembrana, Dinkes Tegaskan Jangan Abaikan Gigitan HPR

Baca juga: 194 Gigitan HPR di Awal 2023, Jembrana Catat 7 Kasus Positif Rabies

Menurut Kabid Keswan-Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa, pihaknya telah menerima hasil sampel otak anjing (HPR) dari BBVet Denpasar.

Dari tujuh sampel yang dikirim, lima anjing diantaranya positif rabies.

Salah satunya adalah hasil laboratorium terhadap sampel otak anjing, yang sempat menyerang siswa dan guru PAUD di Kelurahan Pendem, Jembrana.

"Yang itu (PAUD) hasilnya positif.

Kemarin kita kirim 7 sampel dan 5 sampel hasilnya positif," kata Wayan Widarsa saat dikonfirmasi, Senin 30 Januari 2023.

Dia melanjutkan, pasca mengetahui hasil laboratorium tersebut, pihaknya telah menyusun jadwal untuk pelaksanaan vaksinasi rabies.

Untuk kasus di PAUD Camara Asih Kelurahan Pendem tersebut bakal langsung dilakukan vaksinasi massal.

Sebab, pihaknya juga tak mengetahui asal muasal anjing. Sehingga, untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, langsung menggelar vaksinasi massal.

"Vaksinasi massal langsung nanti. Sekarang kita sedang susun jadwalnya untuk petugas turun langsung vaksinasi," tegasnya.

Disinggung mengenai kasus anjing potisif rabies di Jembrana saat ini, Widarsa menyebutkan dengan tambahan 5 hasil lab positif, total kasus di Jembrana di awal tahun ini sebanyak 12 kasus anjing positif rabies.

Ilustrasi anjing rabies - Di sisi lain, dari tujuh sampel yang dikirim ke BBVet Denpasar sebelumnya, lima sampel otak dinyatakan positif.
Ilustrasi anjing rabies - Di sisi lain, dari tujuh sampel yang dikirim ke BBVet Denpasar sebelumnya, lima sampel otak dinyatakan positif. (Freepik.com)

Pihaknya mengimbau agar masyarakat ikut berpartisipasi, dalam hal penanganan rabies di Jembrana ini.

Sebab, belakangan ini banyak ditemukan anjing liar yang tiba-tiba menyerang masyarakat.

"Kami harap jika masyarakat menemukan HPR dengan gejala rabies agar segera dilaporkan agar kita lakukan penanganan.

Kami harap peran serta masyarakat Jembrana untuk memerangi rabies bersama-sama," imbaunya.

Gigitan Anjing Liar Pada Bocah Kategori Risiko Tinggi

Sebelumnya, Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Jembrana, Ida Bagus Made Adnyana mengungkapkan, dua orang warga sekolah di PAUD wilayah Kelurahan Pendem yang diserang anjing liar tersebut telah mendapat penanganan medis.

Seluruhnya telah mendapat VAR di RSU Negara. Apalagi, gigitan pada wajah bocah dua tahun tersebut masuk kategori gigitan risiko tinggi karena berdekatan dengan pusat syaraf.

"Sudah semua mendapat VAR kemarin pasca mendapat gigitan," katanya.

Menurutnya, meskipun hasil laboratorium terhadap sampel otak anjing liar tersebut belum keluar, pemberian VAR tahap I diberikan sesuai prosedur.

Namun, jika nantinya hasil lab menunjukan positif rabies, para korban gigitn akan diberikan VAR lengkap atau tiga tahap.

Rinciannya, VAR pertama sebanyak 2 dosis diberikan pada hari ke-nol.

Selanjutnya atau 7 hari berikutnya dilakukan VAR ke 2 sebanyak 1 dosis, terakhir atau di hari ke 21 pasca gigitan dilakukan VAR ke-3 dengan takaran 1 dosis.

"Jika positif, VAR diberikan lengkap sesuai prosedur yakni tiga kali. Tapi, jika hasilnya negatif hanya diberikan VAR pertama," jelasnya.

Adnyana menegaskan, sejatinya kasus gigitan HPR tidak berbahaya jika penanganannya dilakukan secara baik dan sesuai prosedur.

Yang terpenting, ketika mengalami kasus gigitan HPR masyarakat tidak usah panik.

Langkah pertama harus segera mencuci luka gigitan pada air mengalir minimal 10-15 menit menggunakan sabun, karena pada selaput virus rabies terdapat lemak, sehingga dengan sabun dapat meluluhkan virus.

Secara teori, langkah pencegahan itu bisa menghilangkan 80 persen.

"Kemudian, sisanya lagi 20 persen (virus) akan dihambat dengan VAR. Vaksin akan menghambat virus menuju pusat saraf," terangnya.

Bagaimana dengan ketersediaan VAR di Jembrana, Adnyana menegaskan stok VAR di Jembrana sejauh ini masih aman dan sudah ada di 11 rabies center diantaranya di 10 Puskesmas serta 1 RS yang ada di Jembrana, masing-masing disediakan 10 hingga 20 vial vaksin.

"Sekarang masih 2.877 vial (VAR). Jumlah ini mungkin akan bertahan atau aman hingga 7 bulan kedepan," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved