Viral Pria di Probolinggo Nikahi Pujaan Hati dengan Maskawin Linggis, Ternyata Ada Makna Khusus

Terlihat foto mempelai wanita tengah mencium tangan sang mempelai pria dengan memamerkan mahar berupa knalpot.

Selain knalpot, kotak mahar itu juga berisi beberapa lembar uang Rp 50 ribu, satu lembar uang Rp 5.000, serta beberapa lembar uang Rp 2.000.

"Karena senangnya dengan motor, nikah aja mas kawinnya KNALPOT. Ini manten di desa Terung Kecamatan Panekan Magetan. SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU," tulis Agus, Rabu (6/9/2017), dikutip dari TribunJogja.

2. Sandal Jepit

Pasangan Iwan Firman Wahyudi (24) dan Helmi Susanti (20) asal Lombok sempat viral di media sosial pada 2020 lalu karena menikah dengan mahar sandal jepit dan segelas air.

Ternyata, maskawin tersebut merupakan permintaan pengantin perempuan.

Alasannya, Helmi tak ingin memberatkan sang suami dengan tuntutan maskawin macam-macam.

"Tidak ada nilai story-nya, sebenarnya mau dipakai untuk salat sandal ini, tapi takut rusak, jadi dipajang sajalah," kata Helmi, Minggu (5/7/2020) dikutip dari Kompas.com.

3. Kain Kafan

Pasangan pengantin bernama Hapipi (47) dan Baiq Sri Ratna Wahyuningsih (45) membuat terenyuh dengan mahar berupa kain kafan.

Mereka menikah pada awal 2023 lalu.

Hapipi mengatakan, maskawin kain kafan itu diberikan atas permintaan istrinya, Wahyuningsih.

Padahal sebelum menikah, Hapipi menawarkan maskawin lain yang lebih bergengsi.

"Saya bertanya mahar yang kamu minta, langsung dia menjawab seperangkat kain kafan, saya kaget bahkan saya tawarkan berkali-kali gak ada yang lain atau bisa diganti yang itu, dia tetap minta main kafan," ujar Hapipi, dikutip dari Tribunnews.

Membuat terharu, alasan pengantin perempuan meminta kain kafan ternyata sangat mendalam.

"Kendaraan roda empat pun dia tawarkan ke saya, tapi saya kira kendaraan roda empat itu hanya dunia kan, meskipun kita akan butuh juga akhirnya, tapi yang pasti kita butuhkan sampai kita mati nanti atau meninggal nanti itu cuma kain kafan yang akan kita bawa mati," jelas pengantin wanita, Wahyuningsih.

(*)

Kompas