Berita Denpasar

Antrean Pengiriman Sampah di TPA Suwung Bali Membeludak, Sopir Pengangkut Sampah Sampai Menginap

puluhan truk pengangkut sampah terlihat mengantre di TPA Suwung Denpasar, keterbatasan alat berat juga menjadi faktor

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
Antrian mengular puluhan truk pengangkut sampah terlihat di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Suwung pada Hari Peduli Sampah Nasional, Selasa 21 Februari 2023 - Antrean Pengiriman Sampah di TPA Suwung Bali Membeludak, Sopir Pengangkut Sampah Sampai Menginap 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Antrean mengular puluhan truk pengangkut sampah terlihat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung pada Hari Peduli Sampah Nasional, Selasa 21 Februari 2023.

Antrean truk pengangkut sampah ini sudah terjadi sejak Minggu 19 Februari 2023.

Bahkan ada salah satu sopir pengangkut sampah yang menginap di TPA Suwung agar dapat membuang sampah di muatannya.

“Saya sudah nginep dua hari di sini supaya bisa buang sampah. Ada juga yang sudah antre balik lagi pulang masih bawa sampah karena saking lamanya nunggu,” kata salah satu sopir pengangkut sampah yang tidak ingin disebutkan namanya.

Baca juga: Pastikan Pengangkutan Sampah Berjalan Optimal, Wawali Denpasar Tinjau Lokasi TPS Jalan Gunung Agung

Dia mengatakan, biasanya antrean truk pengangkut sampah ini akan memadati kawasan TPA pukul 10.00 Wita.

Dan yang ia sayangkan, hingga saat ini DLHK belum mengeluarkan kembali alat-alat berat untuk pembuangan sampah sesuai dengan janjinya.

Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Dr Ni Made Armadi SP MSi mengatakan, penyebab antrean truk sampah di TPA Regional Sarbagita (Suwung) disebabkan oleh beberapa faktor.

“Pertama, areal atau zona pembuangan sudah sempit sehingga menyulitkan untuk manuver alat berat melakukan loading di pembuangan. Kedua, cuaca akhir-akhir ini, hujan terus sehingga menyebabkan jalan pembuangan becek dan berlumpur karena landasan jalan pembuangan di bawahnya sampah. Sehingga untuk antisipasi ini ketika melakukan perbaikan jalan akses pembuangan tuck-tuck disetop terlebih dahulu menunggu jalan bisa dilewati,” kata Armadi.

Dia mengatakan, keterbatasan alat berat juga menjadi faktor.

Untuk saat ini alat berat yang beroperasi hanya 4, di mana digunakan untuk melayani 1.200 ton sampah per hari.

Tentunya jumlah alat berat ini sangat kurang, dan sebagian alat berat masih tahap perbaikan sehingga pelayanan jadi kurang maksimal.

Selain itu juga TPST Denpasar yang dibangun belum bisa menerima sampah karena masih ada perbaikan konstruksi.

“TPS dan TPS 3R yang ada di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar belum berjalan optimal, baik dari segi pengurangan sampah maupun dari segi penanganannya,” imbuhnya.

Untuk solusinya, Armadi mengatakan, sebelum TPA Suwung benar-benar ditutup, pemerintah telah mempersiapan dan sudah membangun TPST di Kota Denpasar, namun sampai saat ini belum beroperasi.
Lalu untuk TPS-TPS dan TPS3R yang ada di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar dalam segi pemilahan dan pengurangan sampah di hulu belum berjalan.

Sehingga sampah-sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, sekolah, hingga daerah objek wisata belum dilakukan pemilahan dan pengurangan sampah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved