Berita Tabanan
Sekaa Taruna Mekar Gong Legendaris Sajikan Gending Tabuh 60 70-an di PKB 2023
Eksistensi Sekaa Gong Taruna Mekar Desa Tunjuk, atau lebih dikenal Sekaa gong legendaris sudah ada sejak tahun 60-an.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Eksistensi Sekaa Gong Taruna Mekar Desa Tunjuk, atau lebih dikenal Sekaa gong legendaris sudah ada sejak tahun 60-an.
Pada Pesta Kesenian Bali (PKB), Sekaa Gong Legendaris ini mendapat undangan khusus.
Nantinya akan menampilkan tabuh atau gending bernuansa tahun 60 hingga 70-an.
Baca juga: 1.468 Pelanggar Dijaring Satlantas Polres Tabanan Selama 2 Dua Pekan, Ada 7 Sasaran Pelanggaran
Seperti yang nampak dilakukan pada latihan di Banjar Tunjuk Kaja, pada Kamis 23 Februari 2023 kemarin.
Pembina Sekaa Gong Taruna Mekar atau Gong Legendaris, I Made Arnawa mengatakan, Sekaa gong legendaris merupakan sebutan ketika kelompok atau sekaanya tampil hingga tujuh kali di PKB.
Dan sekaa gong legendaris saat ini sudah generasi ketiga yang melestarikan tabung atau gending dan tari asli Desa Tunjuk.
Baca juga: Kopi Robusta di Tabanan Harganya Meningkat Tajam
Generasi pertama dimulai sejak tahun 1968 silam. Kemudian, generasi kedua pada tahun 1980-an. Dan saat ini, diwarisi oleh generasi ketiga hingga turun-temurun masih terus dilestarikan.
“Di Desa Tunjuk sendiri ada tujuh banjar dinas dan 12 Banjar adat. Sekaa ini sendiri merupakan gabungan dari di Banjar adat Bungan, Kapal, Legung, tunjuk Kaka, tunjuk tengah dan tunjuk Kelod,” ucapnya.
Menurut dia, nantinya pada PKB pihaknya akan menampilkan tabuh atau gending tahun 60 atau 70-an.
Baca juga: BKPSDM Tunggu Formasi CPNS Dari KemenPAN RB, Pengumuman PPPK Guru di Tabanan Masih Tertunda
Akan ada sekitar 25 orang yang memainkan alat musik tradisional Bali tersebut.
Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh sekaa gong legendaris karena sekaa, cukup rutin melakukan latihan.
Baik ketika ada pementasan berupa undangan atau ketika tidak ada undangan.
Sehingga sudah menjadi kebiasaan, paling tidak, sekaa sempat berhenti ketika pandemi Covid-19 dalam masa PPKM berlangsung.
“Di PKB kami akan membawakan gending tabuh tahun 60-an dan 70-an. Kami akan menghadirkan gending-gending klasik,” ungkapnya.
Baca juga: Pendirian SMK Teknologi Pertanian di Kabupaten Tabanan Diusulkan ke Provinsi Bali
Ketika tidak ada undangan, sambungnya, sekaa seringnya mengiringi upacara keagaamaan, dan itu terus dan tetap berjalan.
Saat ini, sekaa diisi oleh gabungan antara yang tua dan muda.
Terutama mereka yang merupakan keturunan dari pemain alat musik tradisional sebelumnya.
Alat musik sendiri terdiri dari Gong kebyar, gangsa yang kemudian dibagi-bagi lagi.
Selanjutnya, alat musik pamade empat buah, gangsa kantilan, Jegogan dua tungguh.
Kemudian, jublak dua tungguh, penyaca dua tungguh. Reong satu tungguh, terompong satu tungguh. Ugal dua tungguh, kajar satu buah, kendang dua buah atau pasang. Gong dua buah, kempur satu buah, kenong satu buah, ceng-ceng ricik satu buah. Suling enam hingga delapan buah.
“Penampilan paling tidak satu jam. Dengan gending atau tabuh instrumental 2 tabuh dan iringan tari dua buah,” jelasnya.
Menurut dia, para pemain yang teregenerasi ini memang secara tidak langsung dikaderisasi oleh pemain sebelumnya.
Terutama diwariskan kepada anak-anak dan keluarga.
Oleh karena itu, secara otomatis ketika seorang bapak pensiun, maka anaknya yang masuk, untuk menggantikan.
Selain sudah tampil di PKB sebanyak tujuh kali, Sekaa Gong Legendaris sudah pentas di event-event nasional dan internasional.
Misalnya Event internasional diikuti pada tahun 2005 ke Berlin, Jerman mengikuti festival gamelan kontemporer. Event nasional di At summit di Jakarta diundang Kemenpar pada 2009. Pada tahun yang sama, mengikuti undangan Steve Rich ke Austria, festival salzburg binealle. Pada 2010 ke San Fransisco tampil di Asian Art Museum.
“Kami memang sudah melanglang Buana. Dan seluruhnya disiapkan oleh Penyelenggaran (akomodasi transportasi dan uang saku pemain),” paparnya.
Ketua Sekaa Gong Legendaris, I Nyoman Arsana mengaku, pihaknya tidak ada melakukan persiapan khusus untuk event PKB.
Di mana memang latihan itu merupakan suatu tradisi atau kebiasaan yang dilakukan.
Persiapan hanya, mencari atau melakukan penggalian kreativitas. Membuat gending yang kontemporer, kebyar dan tradisi yang didalami lagi. Atau lebih menghidupkan lagi gending atau tabuh sebelumnya.
“Kami memang sudah terlatih jadi tidak ada persiapan khusus. Sekaa sudah menyatu atau permanen. Sehingga latihan terus menerus, penggalian inovasi dan penyatuan saja. Ketika pada saat emergency pun, kami akan siap untuk bermain,” tegasnya.
Keunggulan dari sekaa gong legendaris sendiri, ia menambahkan, juga dari para pemain itu sendiri.
Di mana para pemain bisa lebih dari satu alat musik.
Padahal, seluruh pemain tidak memiliki latar belakang seni, tapi ada media dan talenta yang terus digali dengan situasi dan kondisi.
Bahkan, tak sedikit kerja sama akhirnya dilakukan menggandeng sekaa gong legendaris. Contohnya saja, dengan ISI Denpasar. Yang sudah beberapa kali, pihaknya diajak untuk pentas bersama.
“Kami juga yang menciptakan ikon Kabupaten Tabanan saat kepemimpinan Bupati Eka Wiryastuti, dimana tari Sekar Sandat lahir di sini (Desa Tunjuk),” bebernya. (*)
Berita lainnya di Berita Tabanan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.