Pemilu 2024

Hengkang dari Nasdem, Ngurah Panji Berlabuh ke Gerindra Tabanan, Target 1 Kursi di Provinsi

Anak Agung Ngurah Panji Astika akhirnya berlabuh ke Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Tabanan.

|
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Istimewa
Anggota Parta Gerindra Tabanan AA Ngurah Panji Astika 

Terutama memajukan Tabanan, maka di pertarungan bupati, dirinya berani melawan partai PDI Perjuangan yang terbilang memiliki suara mayoritas di Tabanan.

Ia masuk ke Nasdem dulu dengan alasan ialah ideologi partai Nasdem. Di mana Nasdem berperan, atau memang memiliki keseriusan dalam membangun infrastruktur.

Namun dalam perkembangan ada sebuah perubahan di tubuh partai besutan Surya Paloh itu.

“Waktu itu Nasdem menjadi kurang jelas lagi. Di mana dahulu mendukung Jokowi dan Ahok. Kemudian saat ini, mendukung Anies Baswedan yang merupakan antitesis, dari Jokowi dan Ahok. Karena memang saya lebih mempertahankan ideologi (memilih mundur dari Nasdem),” ungkapnya.


Lantas alasan masuk Gerindra sendiri, sambungnya, Partai Gerindra memiliki ideologi patriotisme dan kebangsaan atau nasionalis.

Terlebih lagi ialah figur Prabowo Subianto.

Dimana, meskipun terlihat dari cerita masa lalu (ada pertarungan dengan Jokowi). Namun, terlihat dari kemarin, dirinya cukup terpesona.

“Seorang Ketua Umum Partai besar Indonesia, menurunkan ego. Demi kepentingan bangsa, Pak Prabowo menjadi bagian (Menteri Pertahanan) dari orang yang mengalahkan dia (Jokowi). Itu tidak segampang itu loh. Untuk sekelas pak Prabowo. Dia butuh apa sih? Tidak butuh apa. Tapi mau menurunkan itu semua. Dan mungkin mendapat tantangan besar dari orang sekelilingnya,” bebernya.

Menurut dia, melongok Tabanan saat ini, memang harus diakui kabupaten dengan jargon Lumbung Beras itu perlu memiliki identitas yang jelas.

Misalnya saja, dengan perwajahan kota, yang perlu ditata lebih baik lagi, kedua infrastruktur.

Meskipun, untuk jalan sudah menjadi lebih baik. Tapi infrastruktur yang lain seperti Taman terbuka perlu dilakukan pembangunan lebih baik.

Kemudian, sektor pendidikan.

Apalagi Tabanan mempunyai potensi besar danau gunung dan laut.

Jargon kabupaten lumbung beras pun sepertinya sudah tidak nyata. Karena dalam sektor pertanian sudah kalah dengan hasil produksi Kabupaten Jembrana.

“Kemudian soal semboyan kota pelangi, maka itu perlu dipertanyakan juga. Karena saat ini tidak lagi berwarna. Sekarang terlihat hanya satu warna. Jadi pada intinya, membangun Tabanan itu adalah mengembalikan Tabanan yang dahulu."

"Fokus pada kekuatan Tabanan di dunia pertanian. Tidak hanya slogan dan jargon (Kabupaten Lumbung Beras),” bebernya. (*)

 

 

Berita lainnya di Berita Tabanan

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved