Berita Denpasar

Ada 1.750 Hotel Non Bintang, PHRI Tunggu Wacana Menparekraf Berikan Modal Hotel Non Bintang di Bali

Ada 1.750 Hotel Non Bintang, PHRI Tunggu Wacana Menparekraf Berikan Modal Hotel Non Bintang di Bali

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/ Ni luh Putu Wahyuni Sari
Wacana akan diberikannya modal untuk Hotel Non Bintang di Bali oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno disambut baik oleh PHRI Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wacana akan diberikannya modal untuk Hotel Non Bintang di Bali oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno disambut baik oleh PHRI Bali. Ketika ditemui di Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan sangat mengapresiasi terkait hal tersebut. 

“Kita mengapresiasi dan berterima kasih kalau dikasi permodalan, karena ini sangat penting buat kita ketika kita baru mulai usaha untuk operasional kita,” jelasnya pada, Selasa 28 Februari 2023. 

Untuk angkanya sendiri, Rai belum mengetahui karena baru wacana dan belum ada aturan juklak dan juknisnya. Tentunya nominal yang diharapkan sepadan dengan apa yang dibutuhkan untuk operasional sebuah Hotel. Untuk jumlah Hotel di Bali sebanyak 3.500 unit di Bali Selatan dan untuk Hotel Non Bintang, jumlahnya hampir setengahnya yakni 1.750 Hotel. Untuk jual beli Hotel dikatakan sudah biasa dalam dunia bisnis. 

“Pertama, mungkin bisa jadi ingin tahu berapa sih nilai asetnya, kedua karena tidak sesuai dengan ekspektasi keuntungannya, dia mau menjual. Ketiga, mungkin mengalihkan investasinya kan bisa terjadi seperti itu. Tidak ada masalah,” sambungnya. 

Ia pun berharap dana modal ini dapat terealisasi Tahun 2023 ini dengan skema hibah menurutnya dengan hibah ini pembagiannya jadi lebih bagus dan merata. Dan untuk alternatif kedua bisa diberikan berupa soft loan namun pengembaliannya dengan bunga yang murah.

“Permohonan sudah ada, tapi kan sampai saat ini, waktu masa pandemi Covid-19 negara mengalokasikan jadi difokuskan untuk kesehatan masyarakat dan BLT. 

Untuk hari kejepit nasional (harpitnas) sangat membuka peluang untuk berlibur dan dinilai sangat menguntungkan di sektor pariwisata. Rai pun mengatakan sangat setuju dengan gagasan Harpitnas dari Kemenparekraf. 

Dampak Harpitnas ini biasanya akan berimbas pada domestik, karena harpitnas ini terkait dengan pangsa pasar domestik. Okupansi selama ini di Bali usai pariwisata pulih rata-rata 65 persen, dengan 13 ribu wisman dan 15 ribu wisdom, dan rata-rata tingkat hunian 65 persen. (*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved