Berita Buleleng
Pemerintah Pusat Dorong Pembangunan Pasar Induk di Bali
Pemerintah pusat mendorong Bali agar memiliki satu pasar induk. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pemerintah dalam memantau ketersediaan pasokan
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
"Selama ini petani menanam apa, tapi tidak laku di pasaran. Pasar butuh apa, tapi petani tidak bisa produksi. Ini akan kami dampingi dengan memberikan sarana produksi, pupuk, bibit pendampingan, hingga pembiayaan yang berkolaborasi dengan BUMN, BUMD, pemerintah pusat dan daerah, akademisi, hingga pelaku usaha dan masyarakat," terangnya.
Sementara Sekda Buleleng Gede Suyasa mengatakan, pertemuan dengan Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura ini baru sebatas pembahasan terkait kebutuhan pasar induk di Bali.
Sementara terkait teknis, hingga manajemennya akan dibahas dalam pertemuan yang akan datang.
Dijelaskan Suyasa, pasar induk ini nantinya akan menyerap produksi dari seluruh petani.
Sehingga harga akan lebih terkendali, dan petani pun memiliki kepastian tempat dalam memasarkan produknya.
Selama ini, mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng ini menyebut hasil pertanian di Buleleng sebagian besar diserap oleh pengepul, lalu dijual ke luar daerah.
"Cabai contohnya, mestinya panen tapi yang ke pasar hanya sedikit karena sudah banyak diserap oleh pengepul dari luar daerah. Sehingga Perumda Pasar harus ambil cabai ke luar daerah. Ketika didatangi, petani masih mencari penawaran harga siapa yang tertinggi. Ini yang belum tertata," terangnya.
Untuk itu Suyasa pun mengaku setuju bila pasar induk ini dibangun di Bali. Sehingga bila memasuki panen raya, harga produk pertanian juga akan tetap stabil.
"Pasar induk bisa melakukan pengendalian dari hulu sampai hilir. Tidak hanya berakhir di satu kabupaten, tapi pasti akan lebih sistematik. Kalau satu daerah kurang pasokan, bisa di support dari pasar induk," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.