Pemilu 2024
PSI Siap Tempur Amankan Kursi DPRD Denpasar, Simak Tanya Jawabnya Dengan Tribun Bali
PSI siap mengamankan kursi DPRD Denpasar dan dalam wawancara dengan Tribun Bali berikut ini.
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Salah satu yang rutin kemarin ada pendidikan politik untuk kader semua atau ada pendidikan politik juga untuk bacaleg.
Di luar itu, infrastruktur yang kami siapkan adalah saksi. Karena kemarin memang kendalanya adalah kami partai baru, terus jumlah kadernya ngepress sekali untuk bisa lolos verifikasi, jadi memang tidak bisa menempatkan saksi di seluruh TPS. Sedangkan itu hal yang signifikan.
Karena kalau misalnya ada saksi di setiap TPS, jadi ada lembaran C1 yang bisa diambil. Sehingga jika ada kemudian permasalahan yang terjadi, kadang kan orang perhitungan Pemilu bisa sampai malam ya. Belum lagi kendala di tempat TPS itu lampu penerangan. Sehingga teknis bisa saja terjadi. Salah input mungkin. Kalau kita nggak punya saksi kan akan sulit di situ. Ini juga salah satu yang menjadi concern kami.
Selain memang pembekalan kepada teman-teman yang jadi caleg. Karena kemarin saya maju menjadi caleg, hanya berpikir idealisme saya, hanya berpikir kalau jadi dewan ini yang saya lakukan.
Setelah di dalam, tidak seindah yang saya pikirkan.
Karena di situ, di dewan itu kan kolektif kolegial. Jadi memang harus ada keputusan bersama. Ada ruang-ruang negosiasi yang terjadi dalam proses membuat keputusan. Sehingga ini yang menjadi PR saya untuk membekali terus.
Dan yang lain adalah berusaha untuk membuat teman-teman yang nanti lolos dalam proses ini dan menjadi caleg, tentu pemahaman dalam pola-pola kerja dan mekanisme yang ada di pemerintahan.
Karena sering kali dewan itu, “saya jadi dewan, saya akan membangun ini, akan membangun itu” gitu kampanyenya.
Tanya : Ternyata nggak segampang itu ?
Bro Agus : Ternyata nggak bisa begitu. Karena dewan bukan eksekutor. Dewan ini kan tugasnya penganggaran, legislasi, dan pengawasan.
Justru tidak ada fungsi eksekusi di situ. Sedangkan banyak yang maju pencalegan “saya akan bikin ini, bikin itu.”
Tanya : Berarti ada salah konsep di situ sebenarnya selama ini ya ? Dalam metode kampanyenya.
Bro Agus : Salah konsep kebanyakan orang. Itu yang kemarin juga sempat saya perbaiki. Janji kampanye saya kemarin cuma satu. Begitu saya terpilih dan dilantik, Rumah Solusi saya dirikan.
Jadi kenapa itu kemudian menjadi salah satu dan satu-satunya janji kampanye saya kemudian, karena saya lihat dalam proses kampanye, pendekatan kepada warga sangat masif. Banyak caleg yang datang kepada warga.
Jadi warga nggak cuma didatangi satu, dua, mungkin semua caleg di dapil itu. Dari situ warga kemudian membuat keputusan.
Tapi kemudian setelah terpilih, sering terjadi gap, gap komunikasi. Karena pada saat warga perlu komunikasi, ternyata dewan yang dia pilih tidak bisa dihubungi, nah di sini muncul kekecewaan.
Padahal bukan karena dewan itu tidak mau dihubungi, karena kalau nggak rapat, sidang. Kalau nggak sidang, terbang.
Apalagi pada saat terbang ini tidak bisa dihubungi pasti karena HP mati. Tapi kalau warga merasa itu kebutuhan mendesak, di situ timbul kekecewaan.
Ini yang berusaha saya reduksi kemudian dengan menyediakan Rumah Solusi. Pada saat rapat, ada warga yang menghubungi, dengan mudah saya sampaikan “Pak saya teruskan ya, nanti tim saya yang menghubungi. Atau kalau bapak mau, bisa datang langsung”
Jadi media ini yang saya sediakan. Sebagai tempat melaporkan. Karena tidak semua warga Denpasar juga mau datang ke kantor dewan atau instansi pemerintah. Kita harus akui itu.
Karena mungkin merasa angker, segan, merasa mungkin harus ke sini dulu, ke situ. Ini yang berusaha kami pangkas.
Jadi warga kalau memang setelah kerja mau datang, silahkan. Kalau memang waktunya pagi silahkan. Ada teman-teman di situ.
Kita berusaha carikan solusi. Solusi ini bukan kami yang mengerjakan sebetulnya. Tapi kan setidaknya jalan keluar. Misalnya masalahnya ini, kemungkinan jalan keluar yang bisa dilakukan seperti apa.
Tanya : Kalau dipegang satu orang agak ruwet ya pak ?
Bro Agus : Agak lama. Jadi harus ada tim memang. Kalau memang mau bekerja sepenuh hati, dan memang sebagian besar bisa diselesaikan, memang harus ada tim.
Tanya : Selain dua incumbent yang siap maju, Bro Eka sendiri tahun depan maju gak kira-kira ?
Bro Eka : Jadi 2019 itu saya sudah maju. Cuma seperti yang saya katakan tadi, karena kita partai baru, kita nggak fokus sama sekali. Kita cuma daftar menjadi caleg, tapi proses kampanye itu tidak kita lakukan.
Bahkan sampai di perumahan saya itu, bahkan sebagian nggak tahu kalau saya nyalon.
Jadi baliho saya itu baru saya pasang seminggu sebelum pencoblosan. Jadi cuma 4 hari terpasang. Karena kita sibuk mengurusi itu.
Malah 4 hari itu orang perumahan saya “loh, kamu nyaleg ?”.
Tapi di 2024 saya pikir tidak bisa seperti itu. Satu kita sudah siap, kemudian ada pengalaman Bro Agus dan Sis Emil di dalam yang kesulitan karena cuma berdua.
Kita harus masuk lebih dalam lagi di sana, kira harus masuk lebih banyak. Merubah kultur, merubah gaya berpolitik di dalam gedung dewan sehingga masyarakat timbul kepercayaan terhadap anggota dewan. Timbul keinginan untuk berperan dalam politik, timbul perasaan datang ke TPS untuk mencoblos.
Berapa kali kita ketemu KPU, mereka juga menyampaikan permasalahan yang sama. Bahkan kalau bisa dibilang, di Pilawali 2020, itu tidak sampai 50 persen partisipasinya dan itu sangat rendah.
Itu sempat dibahas oleh KPU. Di forum itu saya sampaikan, ini bukan cuma kesalahan penyelenggara pemilu, seolah-olah KPU itu gagal menyampaikan sosialisasi.
Saya bilang di situ “ini kesalahan kita sebagai parpol. Kita tidak mampu memberikan masyarakat keyakinan bahwa mereka harus datang ke TPS”
Apa itu, banyak hal. Kita tidak cukup membuat mereka yakin bahwa politik itu bersih. Kita cukup memberikan mereka waktu untuk melihat calon-calon yang mereka pilih.
Di Pilwali itu kan sama. Semua last minute. Bahkan saya pernah dengar ada yang nggak tahu lawannya Pak Jayanegara siapa.
Memang masyarakat tidak peduli saat itu. Di 2019 sama, sudah diliburkan supaya datang ke TPS, ternyata pergi ke Mall. Ini bukti nyata.
Kondisi masyarakat terhapda politik sudah sangat rendah. Kepercayaan mereka sudah sangat rendah.
Makanya begitu melihat Bro Agus dan Sis Emil sudah mencoba melakukan perbaikan-perbaikan itu, mencoba membangun kepercayaan publik, menurut saya masih kurang itu. Masih perlu anggota dewan lain untuk memberikan kepercayaan itu bahwa politik bukan hal yang buruk.
Ini sebenarnya masih PR seperti yang Bro Agus katakan bahwa orang masih enggan datang ke gedung dewan padahal itu rumah rakyat.
Tanya : Tapi cara PSI pendekatan ke masyarakat selain dari baliho itu untuk meyakinkan masyarakat supaya tidak golput ?
Bro Eka : Kita kan punya proses-proses dalam kerja dewan itu kan ada reses. Reses itu kan bagian dari menyerap aspirasi. Di situ kita jadikan ajang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Pentingnya mereka berperan dalam politik, pentingnya suara mereka dalam menentukan arah pembangunan.
Di reses itu juga, kenapa selama ini reses tidak digunakan oleh anggota dewan dengan baik, karena mungkin pada saat reses mereka berpikir “emang didengar ? Emang ditindaklanjuti ?” Paling cuma omong doang.
Ini yang kita rubah, ini yang kita edukasi. Bukan cuma lewat baliho. Pada saat mereka reses, mereka menyampaikan aspirasi, disampaikan ke tim Rumah Solusi.
Jadi Rumah Solusi itu supaya Bro Agus tidak menunggu. Dalam reses kan juga menyampaikan aspirasi.
Jadi begitu feedback langsung dikerjakan, mereka melihat “ternyata apa yang disampaikan saat reses, ternyata dikerjakan”.
Kalaupun keluhan itu tidak bisa dikerjakan, itu ada alasannya.
Misalnya ada keluhan trotoar di Jalan Cokroaminoto, itu kita sampaikan mohon maaf kalau di Jalan Cokroaminoto tidak bisa karena jalan nasional.
Yang punya wewenang menyelesaikan masalah itu adalah anggota dewan di Senayan. Itu kan sebuah bentuk edukasi.
Kami temukan masyarakat banyak yang belum paham. Karena selama ini dianggap kayak dewa. Anggota dewan sudah turun, “oh beres”.
Tanya : Kalau Bro Agus sendiri selama hampir 5 tahun menjadi anggota dewan, bagaimana efektifitas Rumah Solusi ?
Bro Agus : Hampir setiap hari ada saja masyarakat yang datang, baik itu perseorangan maupun dalam bentuk kelompok.
Tapi kami tekankan bahwa “teman-teman datang ke sini, kita cari solusi sama-sama. Bukan kami mencarikan lalu kami mengerjakan”.
Begitu ada solusinya, kita upayakan bersama. Jika diupayakan lewat mekanisme dan aturan yang ada, sebab kadang-kadang masyarakat hanya butuh informasi.
Misal kalau BPJS terkendala bagaimana ? Kadang-kadang ini hanya kendala komunikasi dan informasi yang begitu kami dapat, kami bantu. Kalau memang ada kendala untuk melakukan sendiri, ya kami antar.
Pada saat tidak bisa dengan cara yang ada di pemerintahan, kami juga akan melakukan cara berikutnya tapi yang tetap juga tidak melanggar aturan.
Ada kebutuhan yang harus dipenuhi, tapi ternyata memang secara program kita di pemerintah, secara anggaran yang kita miliki tidak ada di situ, ini yang kami lakukan dengan funding.
Kami akan lakukan bersama-sama dengan warga. Ada keterlibatan dari warga.
Kalau kemudian apakah semua maslaah yang datang ke kami itu kami selesaikan ? Jawabannya tidak. Artinya tidak semua masalah bisa kami selesaikan. Tapi itu selalu ada followup. Jadi sampai mana kami bisa, sampai mana kami tidak mampu.
Kekecewaan pasti, tapi kejujuran ini yang berusaha kami kedepankan. Tapi warga tahu, bahwa “oh iya ini dia usaha”.
Jadi ini yang kami bangun untuk meraih kembali kepercayaan itu supaya tidak merasa hanya sebagai obyek suara saat pemilihan.
Untuk permasalahan yang kami tolak pun ada. Kalau teman-teman kami di luar Bali, kami diskusi, kadang ada yang sampai HP hilang pun lapor ke dewan. Bertengkar dengan suami lapor ke dewan. Jadi pusing lah kami.
Tanya : Kalau orang tua yang anaknya tidak bisa masuk sekolah itu sering ?
Bro Agus : Itu datang ke kami, iya. Tapi sejak awal, saya punya stand bahwa pendidikan itu harus jujur sejak awal. Itu yang saya pegang.
DPD pun punya instruksi. Sebelum instruksi turun pun saya sudah berkomitmen.
Tanya : Tidak takut kehilangan suara ?
Bro Agus : Tidak. Ada yang datang “Saya pemilihnya Pak Agus kemarin, 5 suara. Jadi minta tolong bantu anak saya masuk di SMP ini.”
Terus saya bilang “Pak, kalau dengan pola itu bapak berpikir bisa memenangkan saya dan berharap itu, mungkin saya ndak bisa bantu. Kalau bapak kecewa, nanti di 2024 nggak usah dipilih lagi.”
Karena susah pak. Kalau semua pemilih saya datang dan minta dibantu anaknya, mungkin ada puluhan, ratusan, kalau kita akomodasi itu akan ada anak-anak yang seharusnya ada hak di situ akan digeser ke luar.
Kita ingin anak-anak itu jadi anak-anak yang berbudi pekerti, yang cerdas, dan memang berintegritas.
Tapi kalau sejak awal kita tidak jujur, kita menodai integritas institusi pendidikan. Tapi kalau sebaliknya, kalau memang anak itu harusnya dapat, tapi tidak dapat, ini yang akan kita perjuangkan.
Tanya : Kembali ke target di 2024, saya sempat dengar pernyataan dari Pak Ketua DPW, Denpasar ini menjadi salah satu basis untuk mendapatkan suara terbanyak dan mewujudkan target di Denpasar maupun di Bali.
Seperti apa Bro Eka melihat ini ?
Bro Eka : statement dari Bro Adi sebagai ketua dpw, itu kan memang melihat data. Di 2019 memang dibanding daerah lain, Denpasar ini cukup jauh dibanding daerah lain.
Karakteristik masyarakat berbeda. Pemilih PSI di 2019, mereka-mereka yang secara informasi itu jauh lebih terbuka dalam menerima informasi, jauh lebih kritis, educate, sehingga isu-isu yang dibangun PSI di 2019, itu lebih bisa diterima mereka.
Dan mereka itu lebih banyak berada di perkotaan. Sementara di daerah luar Denpasar yang lebih tradisional masyarakatnya, agak sulit menerima perubahan yang terbuka seperti ini.
Sehingga dasar itulah Bro Adi menyampaikan, memang jelas dasar data itu bahwa Denpasar memang akan menjadi sumber suara PSI di Bali.
Bukan Denpasar saja, kalau kita melihat data seluruh provinsi, memang PSI itu besar di kota-kota. Walaupun di kabupaten ada, cuma porsinya tidak sebesar di kota.
Pemilih kita memang saat itu lebih kepada pemilih yang well educated, yang mendapatkan informasi lebih sehingga mereka punya pertimbangan untuk memilih.
Di 2024 ini, kita lebih memperluas itu. Selain masyarakat yang memiliki informasi lebih banyak, kita juga masuk ke komunitas-komunitas. Itu juga kita dorong teman-teman bacaleg, minimal kalian punya komunitas, masuk ke sana.
Bukan karena mereka tidak well educated, mungkin karena itu belum sampai ke mereka. Jadi karena keterbatasan waktu kami jadi tidak sampai.
Mereka yang sibuk di media sosial, mereka yang membaca koran lebih sering yang sampai ide-ide PSI itu. Sekarang bagaimana ide ini biar sampai ke komunitas yang belum menyimak itu.
Tanya : Apakah ada target khusus ? Mungkin dari usia
Bro Eka : Kalau target khsus jelas. Kalau target PSI itu jelas pemilih pemula, mungkin sampai 40 itu masih jadi target. Data menunjukkan pemilih muda sampai 60 persen.
Tapi pangsa pasar yang besar itu bukan automaticly dengan mudah kita raih. Karena harus melihat juga bahwa pemilih usia segitu adalah pemilih yang tidak loyal, gampang galau, gampang terpengaruh.
Tetapi saat mereka sudah mantap, itu lebih mudah. Tapi partai lain kan juga tidak diam. Melihat kami di 2019 berhasil menggunakan media sosial untuk berkampanye, ya mereka juga sekarang melakukan hal yang sama.
Tapi strategi kami sedikit berubah dibanding 2019 yang pure menggunakan media sosial, kayak hari ini, untuk lebih masuk ke segmen-segmen yang lebih luas.
Dan yang kami bawa bukan lagi menjual Partai PSI partai anak muda. Kami mencoba lepas dari itu. Partai anak muda itu sudah identik. Buat apa lagi kami menjual barang yang sama sementara kami bisa mengembangkan pasar.
Jadi kalau sekarang orang bilang banyak yang mengaku sebagai partai anak muda, kami sudah tidak lagi fokus ke sana.
Kami mencoba mencari konstituen yang mungkin selama ini kami tidak anggap karena selama ini PD dengan anak mudanya ini.
Beberapa strategi juga sudah kami siapkan untuk meraih segmen-segmen itu.
Tanya : Pengumuman mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres dan Yenny Wahid sebagai cawapres bagian dari PSI untuk menampung suara lebih banyak ?
Kita tahu Ganjar di Medsos seperti apa.
Bro Agus : Jadi kalau kenapa kemudian partai kami, PSI mendukung Ganjar karena memang Pak Presiden kita, Jokowi sudah dua periode dan memang sudah harus berganti.
Untuk itu, kami bukan langsung memilih Ganjar. Kami ada polling Rembuk Rakyat. Kita buka itu, dan orang tinggal akses linknya, dia bisa milih. Ada sekitar 9 nama yang menurut kami potensial.
Ada Pak Ganjar, Erick Thohir, Ridwan Kamil, Bu Kofifah, Najwa Shihab, Pak Panglima Andika Perkasa, Bu Sri Mulyani juga ada.
Sehingga dari situ kemudian, polling ini ditutup, suara terbanyaknya itu ada di Ganjar.
Tanya : Presentasenya berapa persen ?
Bro Agus : Ada sekitar 60 persen ya.
Tanya : Ada nama Bu Sri Mulyani memang pilihan PSI sendiri ?
Bro Agus : Jadi PSI menampilkan calon yang punya kriteria. Ada 9 calon yang mau kita cari ini kriteria siapa aja. Akhirnya itu memunculkan 9 nama. 9 nama ini yang dilempar ke Rembuk Rakyat.
Bro Eka : Makanya namanya Pak Anies nggak ada di situ, karena tidak sesuai dengan kriteria.
Bro Agus : Jadi memang ada kriteria itu yang kemudian memunculkan 9 nama dan ada Rembuk Rakyat yang berlangsung selama setahun dan akhirnya terpilih Pak Ganjar.
Pak Ganjar ini secara elektabilitas pun oke. Tapi bukan semata-mata mendukung Ganjar dan PSI mendapat efek, tapi jauh lebih besar adalah secara keseluruhan nanti negara ini bagaimana.
Jadi estafet Jokowi ini sehingga Indonesia lebih maju lagi.
Tanya : Tapi sejauh ini kan baliho Ganjar Yenny Wahid kan sudah terpasang di Denpasar. Sejauh ini belum ada efeknya atau seperti apa ?
Bro Agus : Kalau kami bilang efeknya di nasional itu oke. Kalau di Bali kami harus akui tidak signifikan. Mungkin karena memang beda kultur yang ada.
Tanya : Tapi kalau ketemu Pak Ganjar sudah berapa kali ?
Bro Agus : Kalau teman-teman di DPP PSI pernah.
Tanya : Berarti sudah ada obrolan ya ?
Bro Agus : Nah itu juga.
Tanya : Tapi ngomongin Ganjar sangat menarik ini. Kan belum ada partai yang mencalonkan. Apakah PSI akan berkoalisi dengan partai yang mencalonkan Ganjar atau seperti apa ?
Bro Agus : PSI sendiri belum punya kemampuan untuk mencalonkan. Jadi siapa partai yang akan mengusung Ganjar, maka ke sanalah PSI akan berkoalisi.
Tanya : Kalau tidak ada ?
Bro Agus : Jawabannya bukan di saya (tertawa)
Tanya : Tapi kalau secara pribadi Bro Agus dan Bro Eka melihat sosok Ganjar secara pribadi terlepas dari PSI, kira-kira akan membawa Indonesia lebih baik 2024 ke depan ?
Bro Eka : Kesinambungan. Pak Jokowi adalah inspirasi PSI. Bagaimana beliau mengonsep. Pembangunan infrastruktur itu kan bukan sekedar membangun jalan. Bagaimana kita mau membangun kalau jalan nggak ada. Bagaimana mau menjngkatkan ekonomi kalau jalan tidak siap.
Konsep Pak Jokowi untuk hilirisasi mineral, semua nggak boleh bawa keluar. Bangun di sini. Ini kan bagian untuk menjaga dan memperkuat ekonomi.
Kalau nanti penggantinya tidak memiliki konsep yang sama, negara ini akan mulai dari nol lagi.
Apa yang sudah dibangun pak jokowi harus berhenti karena perbedaan cara pandang membangun negeri ini.
Kami melihat cara Pak Ganjar memimpin Jawa Tengah, bagaimana attitude beliau, itu sangat Pak Jokowi banget. Dan sejauh ini kami melihat hubungan Pak Jokowi dan Pak Ganjar kan sangat baik.
Dengan begitu Pak Ganjar kan dengan senang hati melanjutkan program-program yang sudah dibangun Pak Jokowi.
Kalau selama ini kita melihat di media sosial bagaimana sosok Pak Ganjar yang turun langsung ke masyarakat, naik sepeda, saya pikir itu Pak Jokowi banget.
Orangnya sudah setipe, dan konsep pembangunan pasti akan dilanjutkan dan menurut saya pribadi tidak ada orang lain yang lebih cocok untuk melanjutkan kepemimpinan Pak Jokowi.
Tanya : Kalau dari Bro Agus sendiri secara pribadi ?
Bro Agus : Kalau saya pribadi, pada saat kita punya pemimpin yang bagus, kekhawatirannya adalah pemimpin selanjutnya lebih baik nggak.
Dengan jumlah calon-calon yang muncul sekarang, yang paling kemudian dengan segala plus-minus yang dimiliki karena memang kalau mau dibandingkan head to head langsung pasti sulit.
Karena satu ada yang lebih dan di sisi lemahnya di sini. Secara logis, yang paling mendekati Pak Ganjar kemudian untuk bisa meneruskan kiprahnya Pak Jokoei.
Tanya : Visi misi PSI sendiri gimana sih Bro Eka ? Sebagai penutup dan juga harapan masyarakat di 2024 ini.
Bro Eka : Jelas kalau kami di PSI, kami tidak ingin mnjadi partai yang sekedar meraih kekuasaan. Tapi bagaimana merubah pola pikir masyarakat terhadap politik. Itu adalah PR terbesar.
Kalau kita buka Undang-Undang fungsinya partai politik itu adalah memberikan pendidikan politik. Ini yang menjadi tugas besar PSI saat ini supaya politik itu menjadi hal yang menyenangkan, menjadi harapan mereka. Bukan dijauhkan justru. Ayo semua karena semua keputusan itu adalah politik.
Ayo semua terlibat dan supaya mereka mau terlibat, mereka haru paham, dan itu tugas kami sebagai partai politik.
Harapan PSI jelas, setelah 2024 nanti ya setelah kami lebih banyak Anggota DPR yang masuk, di tahun 2029 kesadaran masyarakat tentang politik dan keinginan mereka untuk terlibat lebih banyak dalam keputusan politik itu sangat tinggi.
Tanya : Kalau Bro Agus sendiri ?
Bro Agus : Kalau saya sendiri, kemana-mana saya selalu bilang, Indonesia ini seperti wadah yang besar. Kalau kita ingin mengganti isi wadah itu, nggak mungkin kita hancurkan wadahnya.
Kalau kita hancurkan, belum tentu kita bisa bikin lagi.
Tapi untuk misalnya wadah besar ini isinya teh, apa yang bisa kita lakukan, apa yang bisa partai politik lakukan.
Misalnya mengganti teh itu dengan susu, tanpa merusak wadahnya. Tuangkanlah susunya sebanyak-banyaknya.
Inilah maksud saya parpol-parpol itu di situlah fungsinya mereka. Mereka yang punya idealisme, yang punya keinginan yang baik, tugas mereka, bukan cuma PSI.
Tugasnya apa ? Menuangkan susu ini sehingga teh ini terdorong keluar dan terganti susu.
Jadi memang butuh proses dan tidak mudah. Tapi saya rasa kalau semua parpol punya pandangan yang sama, keinginan baik yang sama, saya rasa kemajuan Indonesia ini dengan cara seperti itu bisa kita capai.
Memang tantangannya perlu proses yang harus konsisten dan sabar kita.
Daftar Nama Anggota DPR RI Dapil Bali yang Dilantik Hari Ini |
![]() |
---|
Temukan Pengganti Banteng, Jokowi dan Gibran Diisukan Segera Berlabuh ke Golkar |
![]() |
---|
Niat Prabowo Ciptakan Klub Presiden, Rangkul Megawati, SBY Hingga Jokowi untuk Jadi Anggota |
![]() |
---|
Daftar Lengkap 35 Anggota DPRD Jembrana Bali 2024, Ni Made Sri Sutharmi Suara Tertinggi |
![]() |
---|
BREAKING NEWS : 22 Petahana dan 13 New Comer Ditetapkan Jadi Anggota DPRD Jembrana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.