Berita Karangasem
Bule Buka Celana di Kawah Gunung Agung, PHDI: Tak Bisa Hargai Bali, Deportasi!
Warga negara asing yang diduga dari Rusia melepas celana di depan kawah Gunung Agung. Ketua PHDI Provinsi Bali Nyoman Kenak pun bereaksi keras
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Warga negara asing yang diduga dari Rusia melepas celana di depan kawah Gunung Agung.
Bule itu menghadap ke arah kawah dan merentangkan tangan.
Fotonya viral di media sosial dan mendapat tanggapan negatif. Apalagi Gunung Agung adalah gunung yang amat disucikan umat Hindu.
Baca juga: Ketua DPRD Karangasem Serukan Toleransi Beragama Saat Perayaan Nyepi dan Ramadhan
Ketua PHDI Provinsi Bali Nyoman Kenak pun bereaksi keras atas hal tersebut.
Aksi tersebut dinilainya bukan lagi soal kurangnya edukasi terhadap wisatawan, namun memang perilaku bule yang tak bisa menghargai kesucian Bali.
"Bule-bule, atau siapa pun yang tak bisa menghargai Bali, harusnya ditindak tegas. Kalau bule, ya deportasi," ungkapnya, Senin (20/3).
Baca juga: Terlacak Bekerja di 45 Perusahaan di Karangasem, TKA Ilegal Kuasai Sektor Akomodasi Wisata
Dirinya mendukung upaya pihak berwenang seperti Polisi, Kemenkumham, Imigrasi serta Pemerintah Provinsi Bali untuk menindak tegas bule-bule nakal, maupun pihak lainnya yang melecehkan Bali.
"Penindakan dilakukan untuk mendukung pariwisata Bali yang berkualitas. Tentu dampaknya ada, misalnya kunjungan wisman menurun, tapi kita tidak lagi ingin wisata yang menentukan kuantitas, tapi kualitas," tegasnya.
Sanksi tersebut, menurutnya, tidak sebanding dengan kerugian masyarakat setempat untuk menggelar upacara dan menjaga kesucian kawasan Gunung Agung selama ini.
Baca juga: TKA Ilegal Kuasai Sektor Akomodasi Wisata, Terlacak Bekerja di 45 Perusahaan di Karangasem
Selain penegakan hukum, dia menilai masyarakat di kawasan suci juga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik.
Dari informasi yang dia dapat, Kenak menyebutkan bule tersebut mendaki ke Gunung Agung tanpa didampingi pemandu.
Rombongan bule yang diperkirakan berjumlah tujuh orang itu diduga mendaki pada dini hari, saat tidak ada petugas.
"Ini jadi renungan bersama. Kami menilai tidak ada pihak yang disalahkan, namun kini kita perlu melakukan pengawasan yang lebih ketat. Kami meyakini masyarakat setempat telah memikirkan hal ini," katanya.
Baca juga: Jembatan Darurat di Jungutan Karangasem Diperbaiki Secara Swadaya Jelang Ngerupuk
Terpisah, Koordinator Pendaki Gunung Agung Jalur Pura Pasar Agung Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, I Wayan Widiyasa, mengatakan, bule itu naik ke atas tanpa adanya pengetahuan pemandu.
Berdasarkan koordinasi dengan perkumpulan pemandu di sekitar Gunung Agung, bule itu diperkirakan naik pukul 07.00 Wita.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.