Berita Bali
Satgas Sasar Kampung WNA Eksklusif, Wagub Bali Sesalkan Bule Ambil Lahan Kerja Warga
Cok Ace mengatakan, keberadaan WNA di Ubud yang membuat wilayah eksklusif tersebut akan menjadi sasaran prioritas dari Satgas Pariwisata.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Ulah para turis asing ini pun beragam, mulai dari melanggar tata tertib lalu lintas, membuat keributan hingga berujung berkelahi, baik sesama WNA maupun dengan masyarakat lokal.
“Di samping itu beberapa hal juga mereka lakukan konflik dengan masyarakat, konflik dengan polisi bahkan konflik sesama wisatawan. Beberapa hari lalu wisman mereka berantem dengan temannya sendiri," imbuhnya.
Lanjut Cok Ace, para WNA ini juga ada yang bekerja secara ilegal dengan membuka usaha kecil-kecilan di Bali.
Aktivitas mereka ini sangat berdampak bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali.
"Banyak di antara mereka ke Bali buka usaha kecil-kecil, buka spa, buka latihan naik sepeda motor dan biro jasa lainnya. Ini tentu sangat meresahkan, terutama saudara kita yang bergerak di bidang UMKM. Mereka bersaing langsung dengan WNA secara langsung pekerjaan yang kami tekuni di Bali," kata Cok Ace.
Sementara itu, Bali Tourism Board (BTB) sudah memprediksi banyak WNA yang berulah di Bali, saat Nyepi.
Kondisi tersebut dirasakannya setelah melihat banyak WNA yang melakukan hal-hal yang tidak etis sebelum Nyepi.
“Bukan hanya saat Nyepi saja, menjelang Nyepi banyak banget wisatawan asing atau bule yang viral di media sosial dan sebagainya. Saya sendiri secara pribadi sudah prediksi ‘waduh ini Nyepi pasti bakalan banyak hal-hal pelanggaran yang dilakukan orang-orang asing’, baik sengaja maupun tidak disengaja,” kata Ketua BTB, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Jumat 24 Maret 2023.
Gus Agung mengatakan, selama ini Bali sangat membutuhkan wisatawan mancanegara sehingga tidak akan berani keras dengan orang asing.
Namun menurutnya sudah saatnya kedepannya, Bali harus buat sesuatu, misalnya ‘do and doesn’t’ apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan di Bali.
BTB pun sudah membuatkan do and don’t untuk pemerintah, utamanya untuk Gubernur Bali.
Namun karena ada kasus kemarin, jadi masih ada yang kurang sinkron, apakah boleh orang asing menyewa motor itu belum deal, sehingga kesepakatan do and don’t ditunda dulu.
“Sebenarnya harus segera disosialisasikan. Kalau mau datang ke Bali, ya harus taat seperti ini, dan sanksi-sanksinya harus kita sebutkan dengan bahasa simpel. Sudah siap sebenarnya. Nanti ini yang akan kita sebarkan ke restoran, ke jalan-jalan, airport, dan lain-lain. Wisatawan itu belum clear. Kita tahunya itu dia sengaja atau tidak sengaja. Bagaimana kita bisa bilang dia sengaja, kalau kita sendiri belum menyosialisasikan. Ini harus segera di-approve,” imbuhnya.
Wisman yang datang ke Bali ada yang tidak melewati agent, serta menjamurnya wisman yang menginap di vila-vila.
Sementara jika wisman tersebut menginap di hotel sudah pasti dijaga oleh security hotel. Ia juga membandingkan dulu tidak ada wisman yang berulah di Bali karena tidak gampang menyewa kendaraan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.