Pemilu 2024
Koalisi Besar Incar Golden Ticket PDIP, Ikut Gabung atau Memilih Tetap Jomblo di 2024
Koalisi Besar Incar Golden Ticket PDIP, Ikut Gabung atau Memilih Tetap Jomblo di 2024
Menurut dia, peleburan koalisi lebih mudah di kalangan partai yang perolehan suaranya cenderung kecil.
“Menyatukan PDIP yang egonya besar lebih sulit ketimbang menyatukan partai-partai ‘ngarep’ seperti PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PAN (Partai Amanat Nasional), bahkan PBB (Partai Bulan Bintang) sekalipun,” kata Ari, Rabu (5/3).
Sebabnya, PDIP mengantongi elektabilitas tinggi. Menurut survei berbagai lembaga, tingkat elektoral partai banteng berada di urutan pertama, jauh meninggalkan Parpol lainnya.
Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu juga merupakan Parpol pemenang Pemilu dua kali berturut-turut, yakni tahun 2014 dan 2019.
Dengan modal sebesar itu, Ari yakin, PDIP percaya diri sekalipun tak berkoalisi dengan Parpol lain pada Pemilu mendatang.
“PDIP itu ibarat executive muda yang begitu percaya diri menatap masa depan. Dia yakin sukses karena merasa suaranya cukup sebagai syarat untuk maju di Pilpres tanpa berkoalisi dengan partai lain,” ujarnya.
Sebaliknya, menurut Ari, partai-partai yang mewacanakan peleburan koalisi punya harapan besar untuk menarik PDIP.
Bahkan, Ari yakin, keputusan soal wacana koalisi besar baru akan diketok setelah PDIP menentukan langkah.
Saat ini, partai-partai lain masih berhitung dan menduga-duga Capres dan Cawapres yang akan dijagokan partai berjargon wong cilik itu.
“PDIP menjadi pusat orbiter dari koalisi-koalisi yang sudah dan akan terbentuk,” katanya.
Lebih lanjut, Ari menilai, wacana peleburan KIR dan KIB sedianya bertujuan untuk menguatkan potensi kemenangan pada Pemilu mendatang.
Mungkin pula, wacana regrouping dimaksudkan untuk mengunci calon lain agar tak bisa maju di gelanggang Pilpres 2024 karena semakin sedikitnya peluang Parpol bisa mengajukan calon.
Kehadiran koalisi besar memang menggiurkan secara politis karena massifnya kumulatif suara partai-partai politik. Namun, kata Ari, itu tidak otomatis menjamin kemenangan.
Dia mengatakan, kemenangan ditentukan oleh Capres-Cawapres yang disodorkan koalisi.
Oleh karenanya, dibutuhkan sosok yang tidak hanya moncer secara elektabilitas, tetapi juga punya rekam jejak yang baik di pemerintahan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.