Berita Bangli

Tim SAR Akui Ada Kendala Dalam Proses Evakuasi Korban Meninggal di Bukit Abang

Evakuasi jenazah I Wayan Ariana dari Bukit Abang, Kintamani, Bangli, Bali, membutuhkan waktu satu hari.

Istimewa
Proses evakuasi jenazah I Wayan Ariana, korban meninggal diduga akibat serangan jantung dari Bukit Abang, Kintamani, Bangli, Bali, Senin (10/4/2023) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Evakuasi jenazah I Wayan Ariana dari Bukit Abang, Kintamani, Bangli, Bali, membutuhkan waktu satu hari.

Lamanya proses evakuasi ini lantaran tim gabungan terkendala cuaca di sekitar.


Koordinator Pos SAR Karangasem, I Gusti Ngurah Eka membenarkan ihwal kendala cuaca yang dialami tim gabungan.

Baca juga: Pemkab Bangli Ngaturang Bakti Penganyar Di Pura Agung Besakih

Ia menjelaskan, sejak menerima laporan pada Minggu (9/4/2023) pukul 19.00 wita, pihaknya segera bergerak menuju lokasi. 


Lanjut Ngurah Eka, proses evakuasi pria asal Banjar Tambyak, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung itu baru bisa dilaksanakan pukul 22.00 wita.

Setelah melewati proses pendakian selama 3 jam, jenazah Wayan Ariana akhirnya bisa dievakuasi dari puncak Gunung Abang sampai pos II pendakian. 

Baca juga: Diduga Serangan Jantung, Ariana Meninggal Saat Tangkil ke Bukit Abang


Ngurah Eka tidak memungkiri adanya kendala dalam proses evakuasi ini. Kendala pertama adalah cuaca hujan, yang berdampak pada turun kabut.

Di samping itu juga mengakibatkan jalur pendakian yang terjal menjadi licin. 


"Karena sulitnya medan semalam, sehingga proses penurunan korban dari pos II ke parkiran dilanjutkan hari ini sekira pukul 07.00 wita. Dan berkat kesiapan tim gabungan dibantu warga sekitar, korban akhirnya bisa diturunkan sampai parkiran sekitar pukul 12.30 wita," ungkapnya. 

Baca juga: Pemkab Bangli Gelar Gerakan Tanam Pucuk Bang Serangkaian HUT Bangli


Ditambahkan dia, sesampainya di parkiran jenazah langsung diperiksa oleh tim kesehatan. Selanjutnya jenazah dibawa oleh ambulans menuju rumah duka di Banjar Tambyak, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung.


Semenetara itu, ketua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Abang Erawang, I Nengah Suratnata mengatakan, pasca ditemukan salah satu pemedek yang meninggal dunia di Bukit Abang, rencananya dari pihak keluarga korban akan melaksanakan upacara guru piduka.

Hal ini sesuai saran dari para tetua di tiga desa, yakni Abang Batudinding, Abang Songan, dan Suter. 

Baca juga: Jumlah Pemilih di Bangli Bertambah 10 Ribu Orang, Simak Berita Selengkapnya


"Yang menggelar upacara guru piduka dari pihak keluarga korban. Cuma nanti disaksikan oleh prajuru adat dari tiga desa. Sedangkan untuk pelaksanaan upacara, akan dilakukan setelah proses penguburan jenazah, serta mencari hari baik sesuai adat dari tiga desa."

"Mengingat di tiga desa saat ini sedang cuntaka, kami akan komunikasi lebih lanjut dengan pihak keluarga untuk kepastian pelaksanaan upacara tersebut," tandasnya. (*)

 

 

Berita lainnya di Berita Bangli

 

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved