Berita Bali
PARQ Ubud Disidak Imigrasi dan Apa Benar Merupakan Kampung Turis Rusia? Ini Fakta-Faktanya
Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar bersama Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Bali melakukan sidak ke PARQ Ubud
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Sabtu 15 April 2023 malam, tim gabungan dari Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar bersama Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Bali melakukan sidak ke PARQ Ubud.
Petugas yang diterjunkan dari Imigrasi Denpasar berjumlah 12 orang, dan dari Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Bali 12 orang, sehingga total berjumlah 24 orang.
"Jadi malam hari ini kita melaksanakan operasi mandiri keimigrasian. Adapun tempat yang kita pilih pada malam hari ini adalah PARQ yang berada di Ubud Gianyar. Kenapa kita pilih PARQ? Karena menurut kacamata kami imigrasi karena PARQ merupakan salah satu tempat yang cukup besar di Ubud di mana terdapat banyak kegiatan Warga Negara Asing," ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar, Tedy Riyandi.
Ia menambahkan, mengenai hasil operasi malam ini hasilnya terdapat kurang lebih 90 kamar yang terisi dan huniannya oleh WNA Rusia sebesar 50 persen.
Baca juga: Imigrasi Denpasar Telah Deportasi 31 WNA Nakal, Terbanyak Asal Rusia
"Jadi dari total kamar yang terisi atau inhouse itu Rusia 50 persen, lalu sisanya dari berbagai negara, katakanlah Kazakhtan, Jerman dan bahkan ada juga Indonesia yang tinggal di sini. Temuan? tidak ada tadi tim sudah memeriksa bahwa seluruh dokumen yang menginap di sini baik paspor maupun izin tinggalnya semuanya masih valid atau katakanlah yang overstay itu tidak kita menemukan," jelas Tedy.
Ia menegaskan untuk kampung bule Rusia di sini bisa dijelaskan oleh manajemen PARQ, tetapi dari hasil pemeriksaan oleh tim di sini hanya 50 persen WNA Rusia.
Kita tidak pernah mengindikasikan hal itu (kampung Rusia) tapi kita melakukan pengawasan terhadap seluruh WNA yang ada di wilayah kerja Imigrasi Denpasar.
"Untuk malam ini tidak ada temuan apapun itu dari kita terhadap PARQ. Kalau kegiatan mereka itu laporan tim informasinya berlibur ke Bali. Kebetulan yang tinggal di PARQ itu WNA yang long stay mungkin let say satu dua minggu mereka tinggal disini," ucap Tedy.
Dan dari pemeriksaan acak terhadap pengunjung atau tamu menginap di PARQ, ia mengatakan, terdapat empat orang yang bekerja disini (Bali).
"Yang bekerja di sini (Bali) ada empat WNA yang kebetulan semuanya pemegang kartu izin tinggal terbatas. Ada warga negara Malaysia dan Rusia," imbuhnya.
Mengenai apakah PARQ merupakan kampung bule atau kampung turis Rusia seperti yang pernah disebutkan oleh Wagub?
Tedy menyampaikan kembali bahwa operasi sekarang itu terkait pernyataan Wagub Bali adanya kampung turis di Ubud.

"Tidak. Tidak ada. Ini sekali lagi saya tegaskan pelaksanaan sidak adalah operasi mandiri keimigrasian yang rutin kita laksanakan. Tidak ada kaitannya (PARQ sebagai kampung Rusia)," tegas Tedy.
"Kalau untuk kampung Rusia atau bule itu nanti bisa manajemen PARQ yang menjelaskan. Tapi dari hasil pemeriksaan oleh tim di sini hanya 50 persen WNA Rusia, kita melakukan pengawasan terhadap seluruh WNA yang ada di wilayah kerja kami. Untuk malam ini tidak ada temuan apapun itu dari kita terhadap PARQ," sambungnya.
Sementara itu, General Manager PARQ, I Made Dwi Surya Permadi mengatakan, bahwa proses pembangunan di sini belum selesai dan sudah dibuka semua boleh datang ke sini.
"Kalau di bilang khusus menerima tamu Rusia saya bilang 100 persen tidak. Kita tidak pernah memblokir orang non Rusia untuk ke sini. Siapa pun boleh datang kesini bahkan data tamu yang menginap di sini bisa dipastikan antara 50 sampai 60 persen antara Rusia dan non Rusia," tegas Dwi Surya.
Ia menambahkan, tetapi kalau tamu yang datang untuk ke sini (untuk ke cafe, coffeeshop dan lainnya bukan menginap) kita tidak mendata dari mana, paspor nya mana, tetapi kalau tamu itu tinggal untuk menginap kita tanyakan.
Tetapi kalau tamu itu datang untuk hanya menggunakan fasilitas sementara kita tidak ada lakukan pendataan.
"Jadi ini (PARQ) terbuka untuk umum bahkan orang Indonesia atau siapapun boleh datang ke sini," ucapnya.
Dwi Surya menyampaikan, PARQ pada dasarnya adalah merupakan sebuah hotel sama dengan hotel yang lainnya tetapi cara mengemasnya berbeda.

Layout hotel itu umumnya restoran atau bar dan cafe berada di belakang tetapi PARQ tata letaknya berada di depan.
"Pas masuk tidak ada portal dan tidak ada yang menanyakan mau kemana cari siapa, tidak ada. Sampai di lobby kebanyakan pertama kali orang baru datang ke sini tanya ini apa, ada apa di sini," imbuh Dwi Surya.
Saat ini kamar yang sudah jadi di PARQ Ubud berjumlah 103 kamar dan tengah ditambah lagi dengan target menjadi 130 kamar hingga akhir bulan ini.
"Yang sudah jadi 103 yang terisi hingga malam ini 97 kamar kalau tidak salah. Targetnya 140 kamar hingga akhir bulan ini," paparnya.
Untuk rate atau harga kamar PARQ Ubud per malam dikisaran Rp 1,5juta hingga Rp 2juta per malam tetapi dijual oleh manajemen paket mingguan dan bulanan.
"Jadi kalau ada orang datang menginap di sini per hari tergantung kategori kamar itu paling mahal mahal Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta itu per hari. Tapi kita jualnya antara mingguan atau bulanan. Jika di breakdown dalam harga bulanan atau mingguan jauh dibawah Rp 1 juta," jelas Dwi Surya.
PARQ Ubud mulai beroperasi dan dibuka untuk umum bulan Mei 2020 silam tetapi di awal hanya cafe dan bar lalu berkembang restoran, lalu baru Oktober 2021 baru dibuka kamar hotelnya mulai 5 kamar dan bertambah hingga sekarang, tentu akan bertambah terus karena masih proses pembangunan.
PARQ Ubud berdiri di atas lahan seluas 5 hektar dan ditargetkan akan ada 300 sampai 500 kamar.
Mengenai jika disebutkan PARQ Ubud menjadi kampung turis dengan jumlah kamar yang ada baru 98 kamar tentu tidak banyak seperti dikatakan sebuah kampung.
"Jadi kalau kita dikumpulin berapa orang yang tinggal di sini mungkin tempat lain lebih cocok di bilang kampung. Di sini hanya beberapa dan belum banyak orang (tamu yang menginap), terus di sini orang yang tinggal pindah-pindah, lagi orang baru, ada orang lain masuk tidak tinggal tahunan. Jadi kategori yang mengatakan di sini adalah kampung itu belum tepat," jelas Dwi Surya.
PARQ Ubud dimiliki oleh I Gusti Ngurah Eka Sidimantra (pemilik lahan) bepartner dengan Andre Fre dari Jerman dan William Wibey dari Amerika Serikat, sehingga tidak ada orang Rusia memiliki saham di sini atau kepemilikannya oleh orang Rusia.(*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.