Liputan Khusus
Tak Ada Kampung Rusia di Ubud Bali, Imigrasi Cek Langsung Dugaan Hunian Eksklusif WNA Tertentu
Kemenkumham Bali melakukan pengecekan mendadak ke Ubud Bali, diduga sebagai pusat kegiatan warga asing negara tertentu
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Selain mengecek langsung secara acak dokumen keimigrasian kepada para tamu, petugas juga meminta data WNA yang menginap di tempat ini ke pihak hotel.
Dari pemeriksaan acak terhadap pengunjung atau tamu menginap di PARQ, terdapat empat WNA yang bekerja di sini (Bali).
"Yang bekerja di sini (Bali) ada empat WNA yang kebetulan semuanya pemegang kartu izin tinggal terbatas. Ada warga negara Malaysia dan Rusia," ucap Tedy.
Tidak Eksklusif
Sementara itu, General Manager PARQ, I Made Dwi Surya Permadi mengatakan, hotelnya tidak mengkhususkan menerima tamu dari negara tertentu.
"Kalau dibilang khusus menerima tamu Rusia, saya bilang tidak. Kita tidak pernah memblokir orang non Rusia untuk ke sini. Siapa pun boleh datang ke sini. Bahkan, data tamu yang menginap di sini, sekitar 50 sampai 60 persen adalah Rusia dan non Rusia," jelas Dwi Surya.
Namun, ia menambahkan, untuk tamu yang datang tidak menginap (seperti hanya ke cafe, coffee shop dan fasilitas lainnya), pihak hotel tidak mendata dari mana asalnya.
Yang didata, misalnya ditanya paspornya, hanyalah tamu yang menginap.
"Jadi ini (PARQ) terbuka untuk umum bahkan orang Indonesia atau siapapun boleh datang ke sini," ucapnya.
Soal tudingan bahwa PARQ sebagai Kampung Rusia, Dwi Putra mengatakan, dengan jumlah kamar yang saat ini terhuni baru 98 unit, tudingan itu dinilainya tidak tepat.
"Kalau kita kumpulin para tamu yang tinggal di sini, mungkin tempat lain lebih cocok dibilang kampung. Di sini hanya beberapa orang, dan belum banyak. Mereka juga keluar-masuk, tidak tinggal tahunan," jelas Dwi Surya.
Saat ini kamar yang sudah jadi di PARQ Ubud berjumlah 103 unit dan tengah ditambah lagi dengan target menjadi 130 kamar hingga akhir bulan ini.
Rate atau harga kamar PARQ Ubud per malam di kisaran Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta, tetapi manajemen hotel menjualnya dalam paket mingguan dan bulanan.
PARQ Ubud mulai beroperasi dan dibuka untuk umum pada Mei 2020 silam.
Di awal hanya ada cafe dan bar, kemudian berkembang restoran. Lalu pada Oktober 2021 dibuka kamar hotel.
PARQ Ubud berdiri di atas lahan seluas 5 hektare dan ditargetkan akan ada 300 sampai 500 kamar kelak.
PARQ Ubud dimiliki oleh I Gusti Ngurah Eka Sidimantra (pemilik lahan), berpartner dengan Andre Fre dari Jerman dan William Wibey dari Amerika Serikat, sehingga tidak ada orang Rusia yang memiliki saham di sini atau kepemilikannya oleh orang Rusia.(zae)
Kumpulan Artikel Liputan Khusus
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.