Berita Buleleng
Pemuda Banyuning Buleleng Gelar Mecolek-Colekan Adeng, Berjalan Sejauh 3 Km untuk Dibersihkan
Sejumlah pemuda di Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng nampak berkumpul di jaba sisi Pura Gede Pemayun wilayah setempat, Senin 24 April
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Sejumlah pemuda di Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng nampak berkumpul di jaba sisi Pura Gede Pemayun wilayah setempat, Senin 24 April 2023 siang.
Dengan menggunakan kain pengikat kepala berwarna poleng (hitam dan putih), mereka dengan suka cita mengikuti permainan tradisional mecolek-colekan adeng (arang,red).
Permainan mecolek-colekan adeng ini merupakan warisan leluhur, yang dilaksanakan setiap tahun serangkaian hari piodalan ageng di Pura Gede Pemayun.
Baca juga: 155 Guru di Buleleng Lulus Jadi Guru Penggerak
Lurah Banyuning Nyoman Mulyawan mengatakan, makna permainan tradisional ini adalah sebagai bentuk rasa suka cita masyarakat setelah sekian lama mempersiapkan piodalan, hingga akhirnya berjalan lancar.
"Ini simbol kegembiraan warga kami," katanya.
Adeng yang digunakan diambil dari wajan yang digunakan saat memasak (mebat) serangkaian piodalan.
Adeng itu kemudian dicampurkan dengan minyak kelapa, selanjutnya dioleskan ke bagian wajah masyarakat yang datang ke pura tersebut.
Baca juga: Guseng Curi Alat Pengeras Suara di Pura Dalem Desa Pemaron Buleleng Untuk Foya-foya
"Setiap ada warga Banyuning atau tamu yang datang saat permainan tradisional ini digelar, harus dicolek adeng. Tidak ada batasan usia, mau laki-laki atau perempuan yang datang ke Pura harus dicolek adeng," jelasnya.
Setelah mecolek-colekan adeng, sejumlah pemuda tersebut kemudian bermain lumpur yang ada di areal pura.
Ditambahkan Mulyawan, lumpur dan adeng yang mengotori tubuh tidak boleh dicuci. Proses pembersihan hanya dapat dilakukan di Pura Candi Kuning, Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng.

"Habis main, masyarakat akan berjalan kaki ke Pura Candi Kuning sejauh tiga kilometer, dengan diiringi baleganjur. Di Pura itu nanti dilakukan pembersihannya," terangnya.
Mulyawan menyebut, permainan tradisional mecolek-colekan adeng ini rencananya akan diusulkan untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Baca juga: Tiga Siswa SD Mengaku Jadi Korban Percobaan Penculikan di Desa Banyuatis Buleleng
Pihaknya akan bekerjasama dengan para akademisi dari STAH Mpu Kuturan dan Undiksha Singaraja untuk membuat kajian terkait permainan tradisional tersebut.
"Di Banyuning ini banyak ada permainan tradisional. Yang sudah ditetapkan sebagai WBTB adalah permainan mejaran-jaran. Kami akan terus melestarikan permainan ini sebagai sebuah tradisi," tandasnya. (*)
Berita lainnya di Berita Buleleng
Kelurahan Banyuning
adeng
lumpur
permainan tradisional
Warisan Budaya Tak Benda
berita buleleng
TRIBUN-BALI.COM
Kasus Pencurian dan Pembunuhan di Buleleng Bali, Parmi Meninggal Akibat Dibekap Kain Lap |
![]() |
---|
AL Terancam Pidana Seumur Hidup, Diupah Rp200 Ribu Antar Narkoba 199 Gram ke Buleleng |
![]() |
---|
PARMI Meninggal Akibat Dibekap Kain Lap, Hasil Autopsi Korban Kekurangan Oksigen dan Mati Lemas |
![]() |
---|
AL Terancam Pidana Seumur Hidup Demi Upah Rp200 Ribu, Antar Narkoba 199 Gram ke Buleleng |
![]() |
---|
34 Perahu Layar Ramaikan Lomba Lovina Festival, Tempuh 16 Km dari Pantai Kerobokan ke Binaria Bali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.